Coca-Cola Buka Suara Soal Seruan Boikot Imbas Konflik Israel Palestina

Nadya Zahira
14 November 2023, 19:12
Ilustrasi, logo Coca Cola. Coca Cola mendanai startup Kargo Technologies. Kargo dipilih karena telah mendukung logistik perusahaan minuman tersebut.
website coca cola
Ilustrasi, logo Coca Cola. Coca Cola mendanai startup Kargo Technologies. Kargo dipilih karena telah mendukung logistik perusahaan minuman tersebut.

Sejumlah warga menyerukan untuk memboikot produk minuman instan Coca-Cola karena perusahaan tersebut diduga mendukung Israel di tengah konflik yang sedang terjadi di Gaza, Palestina. 

Menanggapi hal tersebut, Public Affairs, Communication & Sustainability Director for Indonesia and PNG Coca-Cola Europacific Partners, Lucia Karina, mengatakan dirinya tidak bisa berkomentar lebih terkait permasalahan boikot. Namun, dia memastikan Coca-Cola akan terus bergerak dan berproduksi selama tidak menyalahi aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 

“Kalau soal boikot aku tidak bisa berkomentar apa-apa karena semua pihak punya kesempatan untuk usaha ya. Nabi Muhammad pun menyatakan bahwa ‘ayo kita berusaha dan menjual kepada siapapun’. Makanya aku tidak mau berkomentar karena ini menyangkut hak asasi,” ujar Lucia saat ditemui awak media, usai acara diskusi panel terkait SNI Recycled PET, di Jakarta, Rabu (14/11). 

Meski Coca-Cola dituding sebagai pendukung Israel, dia mengatakan, minuman soda instan tersebut diproduksi langsung oleh orang-orang Indonesia dengan menggunakan bahan dan produk lokal.

“Yang jelas, namanya dunia selalu bergerak dengan segala usahanya. Yang penting mari kita doakan untuk perdamaian dan kedamaian,” kata dia. 

Turki Hapus Coca-Cola dan Nestle di Seluruh Restoran

Melansir dari Reuters, Parlemen Turki menghapus produk Coca-Cola dan Nestle dari restoran di lingkungan gedung parlemen. Hal tersebut dilakukan karena kedua perusahaan tersebut diduga mendukung Israel di tengah adanya konflik pertikaian di Gaza.

"Produk dari perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel tidak akan dijual di restoran, kafetaria, dan rumah teh di lingkungan parlemen," demikian pernyataan Majelis Agung Nasional Turki tanpa menyebutkan nama perusahaan.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...