Petani: Target Cadangan Beras Pemerintah 3 Juta Ton Sulit Tanpa Impor
Badan Pangan Nasional atau Bapanas menargetkan peningkatan Cadangan Beras Pemerintah menjadi 3 juta ton setiap saat pada 2024. Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras atau Perpadi menyatakan, target tersebut sulit dicapai jika hanya dipasok dari dalam negeri.
Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso menilai target CBP mencapai 3 juta ton sulit dicapai jika hanya mengandalkan produksi di dalam negeri. Ini lantaran, kementerian Pertanian memproyeksikan produksi beras 2024 hanya mencapai 32 juta ton, sedangkan tingkat konsumsi sekitar 30 juta ton.
"Tapi tidak harus impor berlebihan dan CBP tidak harus mencapai 3 juta ton. Pemerintah seyogyanya punya dan hanya perlu mengedarkan beras sekitar 3 juta ton selama tahun depan," kata Sutarto kepada Katadata.co.id, Rabu (6/12).
Menurut Mantan Direktur Utama Perum Bulog ini, pemerintah sebaiknya fokus pada peningkatan produksi beras ketimbang mengejar target cadangan beras pemerintah sebanyak 3 juta ton. Ia menilai, peningkatan produksi penting agar pemenuhan target CBP dapat dipasok dari dalam negeri.
Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas Rachmi Widriani mengatakan, pemenuhan CBP 2024 akan memprioritaskan pasokan lokal. Namun, ia mengakui peningkatan produksi beras di dalam negeri tidak bisa terjadi dalam waktu singkat.
"Kalau produksi beras sanggup naik cepat, maka itu yang kami utamakan untuk CBP. Kalau produksi beras lokal tahun depan masih kurang, maka kuota impor yang kami punya akan direalisasikan," kata Rachmi.
Peningkatan target CBP tersebut diperintahkan Presiden Joko Widodo secara lisan pekan ini. Bapanas pun telah menargetkan untuk menaikkan stok CBP tahun depan menjadi 2,4 juta ton.
Rachmi menilai peningkatan stok CBP menjadi 2,4 juta ton mungkin dilakukan lantaran Perum Bulog telah mengelola CBP hingga 3 juta ton sepanjang 2023. Pengelolaan tersebut berbentuk bantuan pangan, program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, dan bantuan pangan bencana.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, stok CBP saat ini menjadi perhatian Presiden Joko Widodo. Arief pun mendapatkan tugas, antara lain untuk memastikan CBP terdistribusi hingga ke bagian timur Indonesia.
"Kemarin Bapak Presiden meminta penambahan stok sampai terus mendekati 3 juta ton. Ini untuk memastikan bahwa dalam kondisi apapun, entah itu climate change, El Nino atau apapun," kata Arief dalam keterangan resmi, Rabu (6/12).
Arief menyampaikan, peningkatan target stok CBP bertujuan agar negara siap menggelontorkan beras ke masyarakat setiap saat. Ia mendata stok CBP yang dikelola Bulog mencapai 1,5 juta ton hingga kemarin, Selasa (5/12).
Selain Bulog, Arief mencatat PT Rajawali Nusantara Indonesia atau ID Food mengelola beras sejumlah 2,26 ton. Sementara itu, CBP di tingkat provinsi tercatat mencapai 6,73 ton.