Kisah Boeing 737 MAX: 2 Kali Kecelakaan Fatal, Dilarang Terbang di AS
Sebagai informasi pesawat Boeing 737 merupakan model pesawat yang paling banyak dipesan oleh maskapai penerbangan dunia. Jumlah pemesanannya mencapai 755 unit pada 2021. Jumlah ini sekitar 83,89% dari total pesanan pabrikan pesawat jet dari Amerika Serikat tersebut.
Dalam satu dekade terakhir, permintaan akan pesawat Boeing seri 737 sempat mencapai titik tertinggi pada 2013, yakni 1.025 unit. Setelah itu tren permintaannya cenderung menurun, hingga mencapai level terendah pada 2019 yang jumlahnya 63 unit.
Permintaan pesawat Boeing seri 737 kemudian mulai meningkat lagi saat pandemi, yakni menjadi 130 unit pada 2020 dan 755 unit pada 2021. Total pesanannya pada 2021 bahkan sudah berada di atas level pra-pandemi.
Kecelakaan Fatal Pesawat Boeing 737 MAX
Ada dua kecelakaan fatal yang pernah terjadi dengan pesawat Boeing 737 MAX. Kedua peristiwa tersebut berdekatan dan menyebabkan tipe ini tidak boleh terbang atau grounded secara global pada Maret 2019 hingga November 2020.
Selain itu, Boeing juga menghentikan sementara produksi 737 MAX. Berikut peristiwanya:
1. Lion Air Penerbangan 610
Pada 29 Oktober 2018, pesawat Lion Air 610 jatuh di Laut Jawa. Pesawat tipe Boeing 737 MAX 8 tersebut baru 13 menit lepas landar dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta menuju Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang.
Seluruh penumpang dan kru yang berjumlah 189 orang tewas. Ini adalah penerbangan fatal pertama 737 MAX. Pesawat ini baru dikirim Boeing ke Lion Air dua bulan sebelumnya.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyimpulkan kecelakaan terjadi karena sensor tidak berfungsi. Pilot tidak dapat mengendalikan pesawat sebab tidak tercatat pada buku catatan penerbangan dan perawatan.
2. Ethiopian Airline Penerbangan 302
Peristiwa ini terjadi pada 10 Maret 2019 pada Ethiopian Arilines 302. Pesawat 737 MAX 8 ini jatuh sekitar enam menit setelah lepas landas dari Addis Ababa, Ethiopia menuju ke Nairobi, Kenya.
Sebanyak 149 penumpang dan delapan kru maskapai tewas. Umur pesawat ketika itu baru empat bulan.
Jatuhnya pesawat ini juga sama dengan Lion Air 610 karena awak pesawat tidak mampu mengendalikan pesawat meskipun sudah melakukan prosedur yang sama berulang kali.