Ramai Diboikot, Starbucks Bantah Beri Dukungan Finansial ke Israel
Starbucks membantah rumor terkait dukungan pendanaan dari gerai kopi tersebut maupun CEO Starbucks Howard Schultz kepada pemerintah Israel. Jaringan gerai kopi global ini ramai diboikot di tengah perang di Gaza, Palestina.
"Rumor bahwa Starbucks atau Howard memberikan dukungan keuangan kepada pemerintah Israel dan/atau Angkatan Darat Israel adalah tidak tepat," demikian pernyataan Starbucks Corporation, seperti dikutip dari situs Starbucks Indonesia, Jumat (19/1).
Starbucks menegaskan bahwa mereka adalah perusahaan publik sehingga diwajibkan untuk menyampaikan setiap pemberian perusahaan melalui proxy statement setiap tahunnya. Perusahaan juga memastikan tidak mendapatkan keuntungan dari pemerintah Israel.
Gerai kopi yang berasal dari Amerika Serikat ini saat ini mimiliki jaringan di 86 negara dengan total karyawan mencapai 400 ribu orang. Starbucks, antara lain memiliki 1.900 gerai di 11 wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara yang mempekerjakan lebih dari 19.000 karyawan.
"Starbucks telah berada di Timur Tengah selama lebih dari 20 tahun," kata Starbucks.