Harga Minyak Goreng Curah Naik, Kemendag Ungkap 2 Faktor Pemicunya
Sejak awal 2024, harga minyak goreng curah telah naik Rp 430 per liter. Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendata harga rata-ratanya per hari ini, Senin (29/1), telah mencapai Rp 15.050 per liter.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim mengatakan ada dua pendorong pertumbuhan harga minyak goreng curah sepanjang Januari 2024. Keduanya adalah peningkatan biaya produksi dan pelemahan permintaan ekspor.
"Kenaikan minyak goreng curah di beberapa daerah disebabkan menurunnya jumlah realisasi aturan kewajiban pasar domestik (DMO) akibat kondisi pasar ekspor CPO (minyak sawit mentah) dan turunannya yang masih lesu," kata Isy kepada Katadata.co.id.
Harga minyak goreng curah tertinggi terjadi di Papua Barat Daya yang mencapai Rp 21.210 per liter. Untuk harga terendah ada di Kalimantan Selatan senilai Rp 13.460 per liter.
Isy mengatakan, realisasi minyak DMO yang disetor ke pemerintah masih jauh mencapai target. Setoran minyak ini hanya mencapai 86% sampai 90% dari target.
Realisasi minyak DMO pada Januari 2024 hanya 170.420 ton. Terdiri dari MinyaKita 70.629 ton dan minyak goreng curah 99.791 ton. Capaian tersebut, menurut Isy, masih lebih baik lantaran rasio MinyaKita di atas 40%.
Faktor pendorong kenaikan harga lainnya adalah biaya produksi minyak goreng curah di pabrik telah naik. "Harga di kebun tidak berubah, tapi harga produk di pabrik sudah naik. Tapi saya belum tahu naik karena apa, saya belum tahu detailnya," ujarnya.
Karena itu, Isy akan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga dan Satgas Pangan untuk memastikan penyaluran minyak DMO hingga Hari Raya Idulfitri 2024.
"Selain itu, Kemendag akan berkoordinasi dengan para produsen untuk memastikan pasokan minyak goreng tetap terjaga, utamanya menghadapi puasa dan lebaran 2024," katanya.