Harga Cabai Melonjak, Asosiasi: Banyak Petani Jadi Panitia Pemilu 2024
Asosiasi Champion Cabai Indonesia atau ACCI menyebut kenaikan harga cabai yang terjadi selama sepakan terakhir karena efek Pemilu 2024. Banyak petani cabai rawit merah yang aktif menjadi panitia di tempat pemungutan suara (TPS) Pemilu 2024.
Stok cabai rawit merah di pasar menipis lantaran tidak ada petani yang memanen di ladang. "Kami tidak menyangka akan seekstrem ini kenaikan harganya, sebab stok di ladang masih ada. Semua orang tidak memperkirakan banyak petani menjadi panitia saat Pemilu 2024," kata Ketua ACCI Tunov Mondro Atmojo kepada Katadata.co.id, Jumat (16/2).
Tingginya kenaikan cabai rawit merah juga didorong meningkatnya permintaan pada pekan ini. Hal tersebut disebabkan banyak calon legislatif yang mengadakan pesta di wilayahnya.
Seorang caleg di Jawa Tengah, misalnya, langsung menyerap seluruh hasil panen dari ladang seluas 2.000 meter persegi. Dengan demikian, hasil panen tersebut tidak menambah stok di pasar dan mendongkrak harga cabai rawit merah. "Ini fakta di lapangan. Harga cabai naik karena konsumsi tinggi dan petani tidak panen," ujarnya.
Ia memperkirakan harga cabai rawit merah akan kembali susut pada pekan depan karena para petani melakukan panen. Hitungannya, harga cabai merah keriting tidak akan naik lebih jauh dari posisi hari ini.
Dalam catatan Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga cabai merah keriting telah naik lebih dari Rp 10 ribu per kg selama sepekan terakhir menjadi Rp 58.510 per kg per hari ini.
Rata-rata nasional harga cabai merah keriting konsisten tumbuh pada 1 hingga 16 Februari 2024. Kondisi ini terjadi karena masa panen di Kulonprogo dan Banjarnegara telah usai. Ada jeda dua minggu untuk menunggu masa panen selanjutnya di mayoritas sentra produksi Jawa Barat dan Jawa Tengah.