ESDM Targetkan RI Miliki 16 Smelter Terintegrasi, Berikut Progresnya

Happy Fajrian
19 Maret 2024, 17:37
smelter, smelter mineral, kementerian esdm, hilirisasi
PLN
Proyek Smelter Freeport.
Button AI Summarize

Kementerian ESDM menargetkan pada akhir tahun ini Indonesia telah memiliki 16 fasilitas pemurnian mineral atau smelter terintegrasi, dengan total investasi mencapai US$ 11,6 miliar atau lebih dari Rp 182 triliun.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Bambang Suswantono menyampaikan bahwa smelter terintegrasi bertujuan agar kebijakan hilirisasi di industri mineral lebih optimal dan efisien dengan strategi integrasi rantai pasok antara tambang dan smelter.

“Mengintegrasikan pelaku industri pengguna bahan olahan mineral yang masuk dalam kebijakan hilirisasi, serta menerapkan pengembangan industri lanjutan yang aplikatif,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR pada Selasa (19/3), dikutip dari Antara.

Dia menyampaikan bahwa pembangan smelter di industri mineral ini terbagi menjadi empat kategori sektor yakni nikel, bauksit, besi, tembaga, emas dan perak, serta timah.

Adapun 16 smelter terintegrasi yang ditargetkan terdiri dari 7 untuk komoditas nikel dengan total investasi US$ 2,68 miliar, lalu 7 smelter bauksit dengan total investasi US$ 5,85 miliar, 1 smelter besi senilai US$ 51,5 juta, dan 1 smelter tembaga US$ 3,08 miliar.

Hingga akhir 2023 smelter terintegrasi yang telah selesai dibangun mencapai 5 unit, seluruhnya untuk komoditas nikel. Kelima smelter tersebut yaitu:

  1. PT Aneka Tambang di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara telah terbangun dan berproduksi sejak 1976 dan ekspansi pada 2007;
  2. PT Vale Indonesia di Sulawesi Selatan, telah terbangun dan beroperasi sejak 1978 dan ekspansi pada 2011;
  3. PT Wanatiara Persada di Maluku Utara, telah terbangun dan beroperasi memproduksi feronikel sejak 2019;
  4. PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara, smelter Nickel Pig Iron (NPI), di Maluku Utara, telah terbangun dan beroperasi pada 2015;
  5. PT Weda Bay Nickel di Maluku Utara telah terbangun dan beroperasi sejak 2020.

Kemudian 2 smelter nikel yang masih dalam proses pembangunan:

  1. PT Antam, Proyek P3FH, di Maluku Utara. Saat ini dalam proses lelang pembangunan power plant atau pembangkit listrik dengan progres keseluruhan mencapai 99,9%;
  2. PT Sebuku Iron Lateritic Ores, smelter besi yang memproduksi sponge ferro alloy, dengan progres mencapai 90,24%.

Sementara itu 11 smelter terintegrasi lainnya yang masih on progres yakni:

  1. Smelter tembaga PT Freeport Indonesia di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur.
    Progres: 90%.
    Kapasitas pengolahan: 2 juta ton per tahun.
    Produk: 460.000 ton per tahun katoda tembaga.
  2. Smelter bijih besi PT Sebuku Iron Lateritic Ores, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
    Progres: 90,24%.
    Kapasitas pengolahan: 4,725 juta ton per tahun.
    Produk: 1.701.325 ton per tahun Sponge Ferro Alloy.
    Kendala: Pasokan listrik masih mengandalkan genset, dalam proses pemasangan jaringan listrik.
  3. Smelter nikel (P3FH) PT Antam, Halmahera Timur, Maluku Utara.
    Progres: 99,99%.
    Kapasitas pengolahan: 1.219.945 ton per tahun.
    Produksi: 64.665 ton per tahun Feronikel.
    Kendala: Sudah dilakukan sinkronisasi pembangkit listrik, dalam proses penyelesaian smelter.
  4. Smelter nikel PT Ang and Fang Brother, Morowali, Sulawesi Tengah.
    Progres: 22,40%.
    Kapasitas pengolahan: 1.866.510 ton per tahun.
    Produk: 130.508 ton per tahun Feronikel.
    Kendala: Belum mendapatkan investor untuk pebiayaan proyek.
  5. Smelter bauksit PT Dinamika Sejahtera Mandiri, Sanggau, Kalimantan Barat.
    Progres: 58,55%.
    Kapasitas pengolahan: 5,2 juta ton per tahun.
    Produk: 2 juta ton per tahun smelter grade alumina (SGA).
    Kendala: proses pencarian investor untuk pendanaan.
  6. Smelter bauksit PT Laman Mining, Ketapang, Kalimantan Barat.
    Progres: 32,38%.
    Kapasitas pengolahan: 2,85 juta ton per tahun.
    Produk: 1 juta ton per tahun SGA.
    Kendala: proses pencarian investor untuk pendanaan.
  7. Smelter bauksit PT Kalbar Bumi Perkasa, Sanggau, Kalimantan Barat.
    Progres: 37,25%.
    Kapasitas pengolahan: 4,2 juta ton per tahun.
    Produk: 1,5 juta ton per tahun SGA.
    Kendala: proses pemulihan IUP.
  8. Smelter Bauksit PT Parenggean Makmur Sejahtera, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
    Progres: 58,13%.
    Kapasitas pengolahan: 3 juta ton per tahun.
    Produk: 986.215 ton per tahun chemical grade alumina (CGA).
    Kendala: proses pencarian investor untuk pendanaan.
  9. Smelter bauksit PT Persada Pratama Cemerlang, Sanggau, Kalimantan Barat.
    Progres: 52,62%.
    Kapasitas pengolahan: 2.524.918 ton per tahun.
    Produk: 1 juta ton per tahun SGA.
    Kendala: proses pencarian investor untuk pendanaan.
  10. Smelter Bauksit PT Quality Sukses Sejahtera, Pontianak, Kalimantan Barat.
    Progres: 65,65%.
    Kapasitas pengolahan: 3.512.058 ton per tahun.
    Produk: 1,5 juta ton per tahun SGA.
    Kendala: proses pencarian investor untuk pendanaan.
  11. Smelter bauksit PT Sumber Bumi Marau, Ketapang, Kalimantan Barat.
    Progres: 50,05%.
    Kapasitas pengolahan: 2,6 juta ton per tahun.
    Produk: 1 juta ton per tahun SGA.
    Kendala: proses pencarian investor untuk pendanaan.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...