Pemerintah Mulai Bor Cekungan Sunda-Asri Bangun Penyimpanan Karbon

Andi M. Arief
24 April 2024, 13:39
CCS, pemerintah, carbon capture,
123RF.com/Dilok Klaisataporn
Indonesia menetapkan target Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Salah satu upaya untuk menurunkan emisi karbon secara signifikan adalah dengan memanfaatkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS).
Button AI Summarize

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Kemenko Marves menargetkan appraisal drilling atau pengeboran penilaian untuk membangun infrastruktur Pembangunan dan Penangkapan Karbon atau CCS pada tahun ini. Pengeboran akan dilakukan di Cekungan Sunda-Asri, Jawa Barat.

Juru Bicara Kemenko Marves Jodi Mahardi mengatakan, pengeboran tersebut akan dilakukan oleh PT Pertamina bersama PT Exxon Mobil Indonesia. CSS Sunda-Asri memiliki potensi saline aquifer hingga 3 gigaton CO2.

"Implementasi CCS di dalam negeri sesuai jadwal dan appraisal drilling akan dilakukan tahun ini oleh Pertamina. Mudah-mudahan final investment decision bisa segera dilakukan 1-2 tahun ke depan," kata Jodi di kantornya, Rabu (24/4).

Jodi menyampaikan, investasi konstruksi CSS di dalam negeri dapat dilakukan pada tahun depan. Oleh karena itu, menurut dia,  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan telah melakukan koordinasi dengan Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair di Istana Kepresidenan, Jumat (19/4).

Jodi menyampaikan, komitmen Blair untuk terus membantu Indonesia melakukan kerja sama dengan negara lain dalam konstruksi CSS di dalam negeri. Ia menilai Blair memberikan penekanan khusus terkait kerja sama cross-border dalam konstruksi CCS tersebut.

Menurut dia, pengoperasian CCSS dapat menjadi sumber perekonomian baru selain mendorong dekarbonisasi. Infrastruktur tersebut dapat mengurangi karbon di beberapa sektor manufaktur, seperti baja dan kaca lembaran.

"Tony Blair Institute juga salah satu yang membantu kami melakukan penawaran dan penyerapan hasil CCS, selain itu mengembangkan investasi di sektor CCS ini," katanya.

Jodi sebelumnya mengatakan, investasi CCS di Indonesia masih sangat mahal karena teknologinya tergolong baru. Namun, ia meyakini dengan dibukanya peluang cross border dan terbentuk CCS Hub akan banyak investasi masuk. “Jadi pada akhirnya industri bisa menggunakan CCS dengan lebih terjangkau,” kata Jodi.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat setidaknya saat ini terdapat 16 proyek CCS dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) di Indonesia. Proyek tersebut ada yang masih tahap studi hingga persiapan.

Direktur Eksekutif Indonesia CCS Center Belladonna Troxylon Maulianda mendata potensi penyimpanan karbon di dalam negeri mencapai 400 hingga 600 Gigaton di dalam depleted reservoir dan saline aquifer. Oleh karena itu, Maulianda berpendapat Indonesia memiliki kapasitas penyimpanan karbondioksida yang sangat besar.

Depleted reservoir adalah lapangan migas yang sudah menurun produksinya. Sementara itu, saline equifer adalah reservoir air yang memiliki kadar garam tinggi sehingga ideal untuk melarutkan gas CO2 yang kemudian akan mengalami proses mineralisasi dan pengendapan.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...