Meski Turun, S&P Catat PMI Manufaktur Indonesia Lampaui ASEAN
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri manufaktur Indonesia masih bertumbuh. Optimisme itu, kata dia, berdasarkan laporan S&P Global yang menunjukkan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan April 2024 berada di level 52,9.
Menurut Agus, fase ekspansi industri manufaktur Indonesia berlangsung selama 32 bulan berturut-turut, dan masih akan terus berlanjut. " Ini menjadi kabar gembira yang menunjukkan kondisi pertumbuhan industri manufaktur masih tergolong sehat dan solid," kata dia, dikutip Sabtu (4/5/2025).
Bahkan, kata dia, sejumlah perusahaan kembali menaikkan aktivitas pembelian dan menaikkan stok untuk siap menghadapi pertumbuhan pada bulan-bulan selanjutnya. Di level ASEAN, angka manufaktur Indonesia menjadi yang tertinggi di kawasan.
S&P Global mencatat PMI Manufaktur ASEAN rata-rata berada di level 51,0. Sedangkan PMI Manufaktur negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam, masih berada di bawah Indonesia.
Mengutip laporan, PMI Manufaktur Thailand tercatat berada di level (48,6), Malaysia (49,0), Myanmar (49,9), Taiwan (50,2), Vietnam (50,3), Filipina (52,2), China (51,4), Jepang (49,6), Korea Selatan (49,4). Sedangkan PMI Manufaktur beberapa negara industri maju seperti Inggris dan Amerika Serikat juga berada di bawah Indonesia dengan masing-masing poin sebesar 49,1 dan Amerika Serikat 50,0.
Agus mengatakan meskipun sedang dilanda penurunan, sektor manufaktur Indonesia masih tetap solid dan sehat di tengah berbagai dinamika geopolitik. "Beberapa negara yang menjadi kompetitor kita pada sektor manufaktur masih mengalami kontraksi seperti Thailand, Malaysia, Jepang dan Korsel," kata dia.
Laporan S&P Global ihwal fase ekspansi industri manufaktur Indonesia selaras dengan capaian Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan April 2024 yang berada di level 52,3. Berdasarkan IKI, subsektor yang diproyeksikan paling optimistis hingga enam bulan ke depan adalah industri pulp and paper (kertas), yang diikuti industri percetakan dan reproduksi media rekaman, serta industri makanan.
Meski diproyeksikan di atas rata-rata ASEAN dan akan terus bertumbuh, PMI manufaktur Indonesia pada April 2024 tercatat turun ke level 52,9 atau turun 1,3 poin dari level 54,2 pada bulan sebelumnya. Menurut Agus, penurunan tersebut masih berada dalam batas yang sehat dan solid, terlebih bila dibandingkan dengan negara-negara kompetitor di level ASEAN yang mayoritas mencatatkan PMI manufaktur di bawah level 50,0.