PMI Manufaktur RI Kontraksi 5 Bulan Beruntun, Bagaimana Negara ASEAN Lainnya?

Agustiyanti
3 Desember 2024, 11:02
PMI manufaktur, manufaktur
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/nz.
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembuatan pakaian di salah satu pabrik garmen di Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (15/1/2023). Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya meningkatkan kinerja industri manufaktur pada tahun 2024 di tengah tantangan geoekonomi dan geopolitik global. Hal itu karena industri manufaktur selama ini menjadi tulang punggung dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Lembaga pemeringkat, S&P Global mendata, indeks manajer pembelian atau PMI manufaktur Indonesia mengalami kontraksi selama lima bulan berturut-turut. Indeks PMI manufaktur Indonesia naik dari 49,2 pada Oktober menjadi 49,6 pada November, tetapi masih berada di bawah 50 atau masuk fase kontraksi. 

S&P mencatat, pesanan baru turun selama lima bulan berturut-turut, demikian juga dengan lapangan kerja. Namun, ada kabar baik, yakni terdapat peningkatan produksi untuk pertama kalinya dalam lima bulan, dan saham menguat sejalan dengan ekspektasi pertumbuhan di tahun mendatang.

Indeks PMI naik meski masih di level kontraksi. Namun, inti dari kenaikan PMI selama bulan November adalah ekspansi produksi untuk pertama kalinya dalam lima bulan. Pertumbuhan terjadi meskipun terjadi penurunan pesanan baru, di mana perusahaan mencatat bahwa permintaan barang tetap tidak memuaskan.

"Yang kurang positif adalah kinerja penjualan yang terus mengecewakan, yang turun selama lima bulan berturut-turut selama November. Hal ini menyebabkan perusahaan tetap berhati-hati ketika mempertimbangkan jumlah pekerjaan, memilih untuk tidak mengganti karyawan yang keluar dari pabrik mereka atau, dalam beberapa kasus, melakukan pemutusan hubungan kerja," ujar aul Smith, Economics Director S&P Global Market Intelligence, seperti dikutip dalam siaran pers, Selasa (3/12).

Panelis terus melaporkan aktivitas pasar yang tenang, yang ditandai dengan daya beli yang lemah di antara klien mereka. Pesanan ekspor baru juga menurun, turun selama sembilan bulan berturut-turut dan pada tingkat yang lebih kuat. Dengan peningkatan produksi tetapi pesanan baru turun, kelebihan produksi digunakan untuk membantu menyelesaikan pekerjaan yang tertunda dan membangun inventaris gudang.

Tumpukan pekerjaan kini telah menurun selama enam bulan berturut-turut, meskipun hanya sedikit pada bulan November. Stok barang jadi meningkat pada tingkat yang lebih cepat, dengan pertumbuhan yang moderat membantu perusahaan untuk mempersiapkan penjualan yang diharapkan lebih tinggi di bulan-bulan mendatang.

Keyakinan terhadap prospek memang menguat, naik ke level tertinggi sejak Februari 2024. Perusahaan berharap akan adanya peningkatan permintaan dan pesanan baru selama tahun depan, yang akan meningkatkan produksi. Aktivitas pembelian juga membaik selama bulan November, meningkat untuk pertama kalinya dalam lima bulan. 

Kinerja PMI Manufaktur RI Tertinggal dari Negara ASEAN Lainnya

Kondisi manufaktur ASEAN secara keseluruhan lebih baik dibandingkan Indonesia. PMI manufaktur ASEAn pada bulan lalu meningkat untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir dan berada di level ekspansi. 

PM manufaktur ASEAN naik dari 50,5 pada Oktober menjadi 50,8 pada November. Kenaikannya memang tipis, tetapi terukur paling kuat dalam tiga bulan terakhir. Permintaan membaik, meskipun pada tingkat paling lambat selama sembilan bulan, sedangkan output meningkat selama dua bulan berturut-turut dan pada kecepatan yang lebih kuat.

Kinerja PMI manufaktur membaik terutama di Filipina dan Thailand. Indeks PMI manufaktur Filipina melesat dari 52,9 pada Oktober menjadi 53,8 pada November, sedangkan PMI manufaktur Thailand naik dari 50 menjadi 50,2. 

Indeks PMI Myanmar juga mengalami perbaikan, tetapi masih berada di level kontraksi yakni dari 48,4 menjadi 49,8.

Di sisi lain, indeks PMI manufaktur Vietnam dan Malaysia menurun. Vietnam mencatatkan penurunan indeks dari 51,2 menjadi 50,8, berada di level ekspansi. Sedangkan Malaysia turun dari 49,5 menjadi 49,2 atau terkontraksi makin dalam.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...