Wamentan Sudaryono Sebut Anggaran 2 Juta Sapi Impor Bukan dari Negara

Andi M. Arief
28 Januari 2025, 14:38
Sapi
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/Spt.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menekankan 2 juta ekor sapi hidup yang datang dari luar negeri bukan impor untuk konsumsi. Menurutnya, sapi hidup impor tersebut merupakan bentuk investasi pihak swasta dalam mendukung target swasembada pangan tahun ini.

Sudaryono menjelaskan tidak ada uang negara yang terkucur dalam importasi 2 juta ekor sapi hidup pada tahun ini. Secara rinci, sejumlah 1,2 juta ekor akan menjadi sumber produksi susu sapi segar, sementara 8 juta ekor akan ditujukan bagi peternakan sapi pedaging.

"Kami membuka ruang investasi yang bersa kepada semua pihak swasta, baik di dalam maupun luar negeri, koperasi, maupun perorangan. Sejauh ini telah ada komitmen dari 160 perusahaan untuk mendatangkan 2 juta ekor sapi hidup tahun ini," kata Sudaryono dalam seminar di Universitas Pertahanan, Selasa (28/1).

Sudaryono menilai investasi di industri pangan cukup menarik saat ini lantaran ada program Makan Bergizi Gratis. Menurut dia pemerintah akan menghubungkan investor bidang pangan dengan program MBG untuk menjamin penyerapan hasil investasi bidang pangan oleh pasar domestik.

Sudaryono belum mengumumkan berapa persentase imbal balik dari investasi bidang pangan tersebut. Namun Sudaryono mematikan kombinasi investasi bidang pangan dan program makan bergizi akan memunculkan ledakan ekonomi yang baik di dalam negeri.

"Makan bergizi gratis akan menciptakan permintaan dengan jumlah besar. Kami akan memanfaatkan program ini dengan memastikan produksi pangan nasional cukup dan tidak memerlukan pangan impor," katanya.

Impor dari Brasil

Sudaryono mencatat salah satu asal negara yang sapi perah maupun sapi pedaging ke dalam negeri adalah Brasil. Saat ini pemerintah sedang menggodok Peraturan Pemerintah yang dapat memungkinkan impor sapi hidup dari Negeri Samba legal secara hukum.

Merujuk Peraturan Pemerintah No. 4  Tahun 2016, pemerintah melarang importasi sapi hidup dari negara yang masuk dalam daftar bahaya Penyakit Mulut dan Kuku oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WOAH. Sejauh ini, Brasil masih masuk dalam daftar tersebut sejak wabah PMK pertama menjangkit sapi di sana pada 1985.

Sudaryono meyakini sapi asal Brasil telah aman untuk dikapalkan ke dalam negeri. Sebab, WOAH mendata PMK terakhir kali ditemukan di Negeri Amazon pada 2021.

"Tahun ini Brasil dijadwalkan mendapat sertifikasi bebas PMK. Selain itu, populasi sapi di Brasil besar dan dapat cepat beradaptasi lantaran Brasil merupakan negara tropis atau memiliki iklim yang sama dengan di dalam negeri," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Agung Suganda menjelaskan, kasus PMK sudah lama tidak terjadi di Brasil. Namun, Agung mengakui tidak semua wilayah di Negeri Amazon itu memiliki ternak yang bebas dari PMK tanpa suntik vaksin.

Karena itu, Agung mengatakan importasi sapi hidup dari Brasil nantinya hanya berasal dari wilayah yang bebas PMK tanpa harus menggunakan vaksin. Ia pun memastikan, sapi yang nantinya diimpor dari Brasil tidak akan mengganggu industri peternakan sapi nasional.

Agung menyampaikan, revisi kedua PP No. 4 Tahun 2016 merupakan bagian upaya menggenjot jumlah sapi hidup di dalam negeri. Badan Pusat Statistik mendata, populasi sapi ternak di dalam negeri baru mencapai 18,1 juta ekor pada 2022.

Jumlah sapi potong mencapai 17,6 juta ekor, sedangkan sapi perah sejumlah 507.075 ekor. Agung menghitung butuh tambahan populasi sapi ternak hingga 2 juta ekor untuk mencapai swasembada daging sapi dan susu sapi.

Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...