Serikat Pekerja Berharap Investor Baru Rekrut Seluruh Karyawan Sritex


Koordinator Serikat Pekerja PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) Slamet Kaswanto berharap investor yang akan menyewa atau membeli aset Sritex dapat menyerap seluruh karyawan Sritex. Ia optimistis produktivitas dapat kembali seperti sebelum perusahaan menghentikan produksi pada Jumat (28/2).
"Kami berani menyampaikan harapan agar investor menyerap seluruh tenaga kerja bekas Sritex karena mereka memiliki pengalaman lama di bidang garmen. Kalau merekrut tenaga kerja baru, mereka harus melalui masa pelatihan selama beberapa bulan," ujar Slamet di Gedung DPR, Selasa (4/3).
Presiden Prabowo Subianto menargetkan produksi Sritex dapat kembali berjalan mulai 17 Maret 2025. Hal ini menunggu keputusan tim kurator yang tengah mencari investor penyewa aset Sritex, dengan batas waktu pertengahan bulan ini.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi turut menegaskan bahwa pemerintah berharap seluruh karyawan Sritex yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) dapat kembali bekerja.
"Harapan kami dari pemerintah, semua pekerja yang selama ini menjadi karyawan di PT Sritex, kurang lebih 8 ribu sekian karyawan, dapat kembali bekerja dengan skema yang baru," ujarnya dalam konferensi pers di Istana Merdeka.
Keputusan di Tangan Investor Baru
Namun, tim kurator Sritex menegaskan bahwa keputusan perekrutan kembali tenaga kerja sepenuhnya berada di tangan investor baru. Saat ini tim kurator sudah menjalin komunikasi dengan sejumlah calon investor yang menggeluti industri bidang tekstil.
"Terkait rekrutmen kembali, nanti akan dibuka oleh penyewa yang baru. Jadi skemanya adalah disewakan kepada penyewa yang baru," kata Tim Kurator PT Sritex Nurma Sadikin dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Senin (3/3).
Nurma menambahkan bahwa perekrutan eks buruh Sritex adalah solusi sementara. Setelah masa sewa alat produksi berakhir, keputusan memperpanjang kontrak tenaga kerja akan bergantung pada pemilik baru.
"Ini sementara saja, karena mungkin akan dilanjutkan oleh pemenang lelang nanti, pemilik yang baru," ujarnya.
Meski demikian, jumlah buruh yang akan dipanggil kembali masih belum bisa dipastikan. "Nanti tergantung penyewa, karena yang merekrut adalah penyewa, bukan kurator," kata Nurma.