Konflik India-Pakistan Ancam Stok Beras di Asia, Malaysia Waswas Impor Terganggu

Ferrika Lukmana Sari
9 Mei 2025, 12:07
Beras
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc.
Petani merontokkan bulir padi organik saat panen di area persawahan Agro Eduwisata Organik Mulyaharja, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (21/4/2025). Panen raya padi organik di lahan seluas 23 hektar yang mampu menghasilkan sebanyak 80,5 ton beras tersebut sekaligus dikembangkan menjadi destinasi wisata alam dan mendorong produktivitas ekonomi masyarakat.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Konflik yang kian memanas antara India dan Pakistan dikhawatirkan dapat mengancam ketahanan pangan di kawasan Asia, khususnya di negara-negara yang sangat bergantung pada impor beras.

Para pejabat dan analis memperingatkan bahwa jika ketegangan berlanjut dan mengganggu jalur perdagangan dan harga komoditas pangan global berpotensi melonjak.

Pada Rabu (8/5), India meluncurkan serangan udara dan rudal ke wilayah Pakistan sebagai balasan atas serangan mematikan bulan lalu terhadap turis di wilayah Kashmir yang dikelola India. Sebagai respons, Pakistan melakukan serangan balasan pada Kamis pagi, menandai eskalasi serius antara dua negara bersenjata nuklir itu.

India saat ini merupakan eksportir beras terbesar di dunia, sementara Pakistan berada di urutan keempat. Keduanya juga mengekspor komoditas penting lainnya seperti bawang dan produk pangan pokok yang menjadi andalan negara-negara Asia Tenggara, termasuk Malaysia, Singapura, dan Indonesia.

Impor Beras Malaysia Bisa Terdampak

Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan Malaysia Mohamad Sabu menyatakan kekhawatirannya terhadap potensi terganggunya pasokan. Dia menilai stabilitas politik dan ekonomi India-Pakistan sangat penting bagi ketahanan pangan di Malaysia.

“Jika perang atau ketegangan mengganggu operasional pelabuhan dan infrastruktur distribusi, impor beras ke negara kita bisa terdampak," kata Sabu dikutip dari South China Morning Post, Jumat (9/5).

Rata-rata konsumsi beras di Malaysia lebih dari 120 kilogram per kapita per tahun, namun hanya mampu memenuhi sekitar separuh kebutuhan domestik melalui produksi lokal. Sisanya dipenuhi dari impor, dengan lebih dari 40% berasal dari India dan Pakistan, disusul oleh Vietnam, Thailand, dan Kamboja.

Meski demikian, Wakil Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan Arthur Joseph Kurup menyatakan bahwa Malaysia memiliki cadangan beras yang cukup untuk memenuhi kebutuhan lebih dari enam bulan ke depan. Dia juga mengakui bahwa potensi gangguan tetap menjadi perhatian serius.

Harga beras dunia saat ini berada di kisaran US$390 per ton dan diperkirakan akan berfluktuasi dalam rentang US$10 hingga akhir tahun.

Sebelum konflik, India telah mendominasi pasar global dengan harga beras yang sangat kompetitif, membuat eksportir lain seperti Thailand dan Vietnam kehilangan pangsa pasar.

“Pasokan yang melimpah membuat harga beras global kecil kemungkinan naik signifikan. Kami memperkirakan ekspor India akan naik hampir 25% pada tahun ini menjadi rekor 22,5 juta ton," ujar Presiden Asosiasi Eksportir Beras India B.V. Krishna Rao.

Namun, jika konflik berkepanjangan akan memengaruhi pelabuhan dan logistik, efeknya bisa berbalik arah. Ketergantungan yang tinggi terhadap beras impor membuat negara-negara seperti Malaysia sangat rentan terhadap gejolak geopolitik.

Kondisi ini diperparah dengan krisis domestik yang tengah dihadapi Malaysia, termasuk dugaan adanya kartel yang menimbun stok untuk menaikkan harga.

Situasi serupa pernah terjadi saat perang di Ukraina yang memicu lonjakan harga pakan ternak dan membuat Malaysia melarang ekspor ayam, sehingga Singapura harus mencari pasokan dari Brasil demi menjaga ketersediaan ayam untuk hidangan nasional mereka, nasi ayam.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Ferrika Lukmana Sari

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan