Trump Sebut Kesepakatan Dagang Berpotensi Tertunda hingga Pilpres AS
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan, kesepakatan dagang dengan Tiongkok kemungkinan baru terlaksana setelah pemilihan presiden pada November 2020. Pernyataan ini memupus harapan bakal terjadi perdamaian usai perang dagang berlarut-larut antara kedua negara terbesar dunia ini.
"Saya tidak punya batasan waktu. Saya pikir lebih baik menunggu hingga Pilpres untuk mencapai kesepakatan dengan Tiongkok," ujar Trump dikutip dari Reuters, Selasa (3/12).
Bursa saham Eropa dan yuan Tiongkok anjlok usai pernyataan Trump. Sebelumnya, investor berharap AS dan Tiongkok menghentikan pertikaian dagang antara kedua negara.
(Baca: Pasar Cermati Hubungan Tiongkok-AS, Mayoritas Bursa Saham Asia Merah)
Washington dan Beijing hingga kini belum meneken kesepakatan dagang tahap satu yang seharusnya diteken saat KTT APEC di Chili pada 16-17 November kemarin. Namun, KTT batal digelar akibat kerusuhan yang terjadi di Chili.
Trump mengatakan kesepakatan dengan Tiongkok hanya akan terjadi jika AS menginginkan.
"Saya melakukan dengan sangat baik dalam kesepakatan dengan Tiongkok. Kita lihat apa yang akan terjadi," ungkap dia.
(Baca: Tertekan Kondisi Global, Intervensi BI Antar Rupiah Menguat Tipis)
Tiongkok sebelumnya meminta AS bukan hanya membatalkan rencana kenaikan tarif yang akan datang, tetapi juga yang sudah diberlakukan. Kenaikan tarif AS untuk barang ekspor Tiongkok akan dimulai pada 15 Desember.
Adapun hubungan kedua negara memanas usai keputusan Trump menandatangani undang-undang yang mendukung para demonstrasi Hong Kong memperburuk potensi kesepakatan dagang antara kedua negara. Perang dagang mengancam perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Dampak perang dagang terhadap sejumlah negara dapat terlihat dalam databoks di bawah ini.