Kematian akibat Corona di AS Lampaui Korban Perang Vietnam

Agustiyanti
29 April 2020, 07:08
korban tewas corona, kematian akibat corona di as, virus corona, pandemi corona, covid-19, perang vietnam
ANTARA FOTO/REUTERS/Nick Oxford/nz/dj
Ilustrasi. Jumlah kasus positif virus corona di AS kini telah menembus 1 juta.

Korban tewas akibat virus corona di Amerika Serikat hingga Selasa (28/4) mencapai 58.220 orang, lebih banyak dari jumlah orang AS yang meninggal selama perang Vietnam.

Dikutip dari Reuters, jumlah kematian tersebut bertambah 2.000 orang dibandingkan hari sebelumnya. Kematian pertama di AS akibat virus corona dicatatkan pada 29 Februari 2020 dan melonjak hanya dalam kurun dua bulan.

Adapun kasus positif virus corona di Negara Paman Sam ini kini telah menembus 1 juta, naik dua kali lipat hanya dalam 18 hari. AS saat ini menjadi negara dengan kasus terbanyak, mencapai sepertiga dari total kasus di seluruh dunia.

Meski demikian, jumlah kasus positif corona di AS masih berpotensi lebih tinggi. Ini lantaran sejumlah negara bagian saat ini mengalami keterbatasan dari sisi SDM dan kapasitas alat pengetasan Covid-19.

Sekitar 30% kasus terjadi di negara bagian New York, pusat penyebaran pandemi ini di AS. Jumlah kasus terbanyak kemudian dicatatkan oleh New Jersey, Massachusetts, California, dan Pennsylvania.

(Baca: Tiga Juta Pasien Corona di Dunia, Beberapa Negara Ini Masih Nol Kasus)

Berdasarkan model prediksi University of Washington yang sering dikutip oleh para pejabat Gedung Putih, pandemi ini dapat menelan korban jiwa hingga 74 ribu orang di AS.

Secara global, kasus virus corona telah mencapai lebih dari 3 juta. AS memiliki kasus lima kali lebih banyak daripada negara-negara yang paling parah berikutnya, seperti Italia, Spanyol dan Prancis.

Dari 20 negara yang paling parah terkena dampaknya, AS menempati urutan kelima berdasarkan kasus per kapita jika berdasarkan penghitungan Reuters. AS memiliki sekitar 30 kasus per 10.000 orang. Spanyol menempati urutan pertama dengan lebih dari 48 kasus per 10.000 orang, diikuti oleh Belgia, Swiss, dan Italia.

Berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau CDC, jumlah kematian akibat virus korona di AS hampir mencapai jumlah kematian tertinggi akibat flu musiman dalam beberapa tahun terakhir.

Kematian akibat flu terendah dicatatkan pada 2011-2012 dengan jumlah kasus mencapai 12 ribu, sedangkan tertinggi sebanyak 61 ribu kasus pada 2017-2018.

(Baca: Positif Corona RI Naik Jadi 9.511 Orang, Lebih dari 1.200 Telah Sembuh)

Namun, kematian akibat virus corona di AS masih lebih rendah dari kematian akibat flu yang mencapai 100 ribu orang pada 1967. Pandemi ini juga berpotensi jauh lebih mematikan daripada flu Spanyol, yang dimulai pada 1918 dan menewaskan 675 ribu orang Amerika.

Perintah tinggal di rumah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengekang penyebaran virus telah menghantam perekonomian AS. Jumlah orang Amerika yang mencari tunjangan pengangguran selama lima minggu terakhir melonjak menjadi 26,5 juta.

Sekitar 12 negara mulai melonggarkan pembatasan tinggal di rumah, meskipun ada peringatan dari para ahli kesehatan bahwa tindakan prematur ini dapat menyebabkan lonjakan kasus baru.

Survei Reuters pada bulan ini menunjukkan bahwa mayoritas warga Amerika ingin berlindung di rumah untuk mencegah terjangkit virus corona, meskipun berdampak ke ekonomi mereka.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...