Kasus Bedak Bayi Johnson & Johnson, Benarkah Kandungannya Picu Kanker?

Sorta Tobing
9 Juli 2020, 12:51
bedak bayi johnson & johnson, kanker, bedak talek johnson, bedak talc, kasus bedak bayi johnson sebabkan kanker
johnsonsbaby.com
Ilustrasi. Bedak bayi berbasis talc (talek) merek Johnson & Johnson diduga mengandung asbes yang dapat memicu kanker.

Keamanan bedak bayi J&J kemudian diawasi ketat oleh pemerintah AS setelah muncul laporan investigasi oleh Reuters pada 2018. Laporan itu menyebut perusahaan selama beberapa dekade mengetahui adanya kandungan asbes tersembunyi pada bedaknya.

Sebanyak 22 wanita menuduh produk bedak itu menyebabkan mereka menderita kanker ovarium. Dari jumlah itu, enam telah meninggal. Mereka terkena kanker setelah memakai bedak bayi selama J&J selama beberapa dekade.

(Baca: PBB Umumkan Amerika Serikat Resmi Keluar dari WHO 6 Juli 2021)

Pengacara para perempuan itu mengatakan perusahaan tahu bedaknya terkontaminasi asbes sejak 1970an tapi gagal memperingatkan konsumen tentang risikonya. Banyak penelitian menyebut asbes sebagai bahan karsinogen atau pemicu kanker. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan asbes dapat menyebabkan mesothelioma dan kanker paru-paru, laring, dan ovarium.

Atas kasus tersebut, pengadilan di negara bagian Missouri, AS, memerintahkan J&J membayar US$ 4,7 miliar kepada 22 wanita tersebut. Awalnya, juri memutuskan kompensasi US$ 550 juta, tapi ditambah US$ 4,1 miliar sebagai ganti rugi. Sampai dengan akhir Maret kemarin, perusahaan masih bertarung dengan 19.400 kasus hukum lainnya yang terkait produk bedak bayi.

Apakah Bedak Talc Aman?

Selama bertahun-tahun muncul kekhawatiran memakai bedak talek, terutama pada alat kelamin perempuan, dapat meningkatkan risiko kanker ovarium. Namun, sampai sekarang belum ada bukti ilmiah yang akurat.

Badan Internasional untuk Penelitian Kanker, melansir dari BBC, mengklasifikasikan bedak yang digunakan pada alat kelamin mungkin karsinogenik karena buktinya yang beragam. Bedak mineral dalam bentuk aslinya memang mengandung asbes. Tapi bedak bebas asbes telah digunakan dalam bedak bayi dan kosmetik lainnya sejak 1970an.

(Baca: Kekecewaan Bill Gates ke Media Sosial & Upayanya Temukan Vaksin Corona)

Studi lain berpendapat tidak ada hubungan sama sekali antara bedak dan kanker. Selain itu, belum ada bukti tentang volume bedak yang dipakai dapat meningkatkan risiko kanker, seperti merokok.

Dengan lemahnya fakta lemah tersebut badan amal Ovacome mengatakan bedak talek memang meningkatkan risiko kanker ovarium. Tapi peningkatannya sangat kecil karena banyak faktor lainnya dapat menjadi pemicu, yaitu genetik dan lingkungan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...