Presiden Brasil Kecam Permintaan Lockdown Meski Kasus Corona Tinggi

Image title
Oleh Ekarina
19 Juli 2020, 09:04
Corona Negaranya Melonjak Tinggi, Presiden Brasil Kecam Upaya Lockdown.
ANTARA FOTO/REUTERS/Adriano Machado/wsj/cf
Presiden Brazil Jair Bolsonaro berbicara dengan wartawan sambil memakai masker pelindung. Bolsonaro mengkritik upaya lockdown di sejumlah wilayah negara bagian karena dianggap dapat membunuh perekonomian warga.

Seperti diketahui, Brasil merupakan salah satu negara dengan jumlah kasus corona terbanyak di dunia.

Kementerian Kesehatan Negeri Samba ini mengonfirmasi 28.532 kasus baru dan 921 kasus kematian baru pada Sabtu (18/7). Sehingga total kasus di Brasil, kini meningkat menjadi 2.074.860 kasus atau menempati posisi kedua terbesar dunia setelah Amerika Serikat dengan 3,8 juta kasus.

Baca Juga

  • Masuk Gelombang II Corona, Kematian Inggris Diramal Tembus 120 Ribu

Peningkatan jumlah kasus pasien corona di Brasil membuat sejumlah rumah sakit di sana kewalahan. Bahkan ketika kasus-kasus berkurang di beberapa kota terbesar, infeksi baru justru memuncak di wilayah lain.

Di rumah sakit umum di kota Campinas, bagian barat laut Sao Paulo, melalui sebuah video yang direkam oleh seorang dokter memperlihatkan tidak ada tempat tidur unit perawatan intensif (ICU) yang tersedia untuk merawat pasien COVID-19.

Pejabat kesehatan di kota itu mengatakan virus corona telah menjadi ancaman kesehatan terbesar masyarakat di sana."Kami sudah mengalami banyak hari dengan 100% pekerjaan di ICU," kata Andrea von Zuben, direktur Departemen Kewaspadaan Kesehatan Kota, kepada Al Jazeera.

Baca Juga

  • Rekor Baru, Kasus Corona di Dunia Naik 212 Ribu Lebih dalam Sehari

Beberapa ahli menyebut krisis negaranya disebabkan oleh kurangnya koordinasi pemerintah yang dikombinasikan dengan respons pemerintah kota dan negara bagian. Hal ini juga diperparah dengan adanya pembukaan kembali aktivitas masyarakat yang dilakukan lebih awal dari anjuran para pakar.

"Dua juta adalah angka simbolis karena kami tidak memiliki pengujian skala luas," kata Jean Gorinchteyn, pakar penyakit menular dari rumah sakit Albert Einstein di Sao Paulo, kepada kantor berita AFP.

"Mungkin ada empat atau lima kali lebih banyak. Proyeksi paling pesimistis memberi sinyal hingga 10 kali lebih banyak," ujarnya menambahkan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...