Dirjen WTO Mundur di Tengah Pandemi dan Maraknya Sengketa Dagang

Image title
Oleh Ekarina
1 September 2020, 16:24
Dirjen WTO Mundur di Tengah Pandemi dan Maraknya Sengketa Dagang.
ANTARA FOTO/REUTERS/Denis Balibouse
Dirjen World Trade Organization (WTO) Roberto Azevedo tiba untuk Dewan Umum di kantor pusat WTO di Jenewa, Swiss, Senin (9/12/2019). Azvedo mengundurkan diri pada Senin (31/8).

Sementara itu, dikutip dari Antara, Pengamat Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah mengatakan saat ini sudah terdapat 8 kandidat terbaik.

Adapun 5 nama calon di antaranya berasal dari kawasan Asia-Afrika. Kandidat tersebut adalah Hamid Mamdouh (Mesir), Yanov Fredrick Agah (Nigeria), Eloi Laourou (Benin/ Afrika Barat), Amina Mohamed (Kenya), dan Yoo Myung-hee (Korea Selatan). Calon lainnya, yakni Lord Peter Mandelson dari Inggris, Jesús Seade Kuri (Meksiko), dan Tudor Ulianovschi (Moldova).

Secara teknis panitia penyelenggara akan melakukan konsultasi dengan seluruh anggota WTO untuk memilih 1 dari 8 kandidat di atas. Selanjutnya dikerucutkan menjadi 5 nama, yang kemudian dikerucutkan lagi menjadi 2 nama saja, hingga akhirnya terpilih hanya 1 orang Direktur Jenderal. Tokoh inilah yang akan memimpin WTO hingga 4 tahun ke depan.

"Bagaimanakah peluang 5 kandidat asal Asia Afrika di atas?. Ternyata mereka adalah kader-kader yang luar biasa, dengan idealisme yang tinggi sekali," ujar Teuku Rezasyah.

Hamid Hamdouh adalah tokoh kunci di Sekretariat WTO. Visinya adalah meningkatkan perdagangan intra-Afrika, menjamin manfaat perdagangan global bagi negara sedang berkembang dan belum berkembang, mempertahankan sistem perdagangan sesuai berbasis hukum, serta melindungi hak-hak negara Afrika yang selama ini terabaikan.

Sementara, Eloi Laourou dari Benin bertekad melibatkan negara-negara belum berkembang dalam kegiatan perdagangan elekronik, mulai dari tahapan negosiasi hingga penandatangan kontrak. Dia juga akan menggalang  kesamaan posisi sejak dini, hingga akhirnya mempengaruhi arah persidangan WTO.

Berikutnya Amina Mohamed, yang pernah menjabat Duta Besar WTO tahun 2006, serta pernah memimpin Trade Policy Review Body yang berkenaan dengan penilaian kebijakan, dan Dispute Settlement Body, yang secara khusus menangani sengketa dagang. 

Yonov Fredrick Agah asal Nigeria, saat ini menjabat Wakil Direktur Jenderal WTO untuk kedua kalinya. Ia mendambakan kerja sama yang lebih luas antara WTO dengan organisasi internasional guna pemberdayaan kerja sama global untuk pembangunan dan pencapaian tujuan SDGs. 

Tokoh asal Korea Selatan yang sedang menjabat Menteri Perdagangan, Yoo Myung-hee emmiliki visi menata ulang WTO sehingga menjadi lembaga yang tepercaya, dan mampu menangani negosiasi perdagangan dan menyelesaikan persengketaan dagang.

Dari luar Asia Afrika, terdapat 3 tokoh utama. Pertama, Lord Peter Mandelson dari Inggris, yang merupakan perunding perdagangan Inggris dan Uni Eropa, dan sangat teruji kepemimpinannya saat persidangan WTO di Putaran Doha.

Selanjutnya, wakil dari Mexico, Jesús Seade Kuri yang pernah menjadi negosiator pembentukan US-Mexico-Canada Agreement (USMCA), pernah menjabat pimpinan di World Bank dan International Monetary Fund, serta menangani penghapusan utang atas 15 negara di Afrika.

Terakhir, Tudor Ulianovschi, mantan Menteri Luar Negeri Moldova, dan mantan wakil Moldova di WTO. Tokoh ini kurang kredibilitas karena hanya mewakili negara berpenduduk 2,7 Juta, dengan ekonomi negaranya yang kurang menonjol di Eropa.

Dengan demikian, fokus dunia akan tertuju pada 7 nama di atas. Sampai akhir Agustus, Amerika Serikat dan  Tiongkok belum menunjukkan dukungan pada siapa pun calon di atas.

Terlepas dari siapa pun calon Dirjen WTO nantinya, Teuku menekankan jabatan kali ini sangatlah berat. Pengalaman diplomatik dianggap cukup penting dalam menuntut kemampuan negosiasi lintas negara, lintas kawasan, kreatif dalam merancang ide-ide baru, dan tentu saja memiliki pengalaman administrasi yang sangat tinggi.

"Tentu masih ada persyaratan normatif seperti keberanian memperkuat sistem perdagangan kawasan yang sudah ada, serta mengedepankan kepentingan WTO dalam menangani seluruh aturan perdagangan global, dan bukannya mengutamakan kepentingan negara mereka semata," kata Teuku.

Pasalnya, Dirjen WTO di masa depan akan ditantang untuk sukses menangani seluruh rangkaian negosiasi, termasuk monitoring, dan menyelesaikan persengketaan yang semakin pelik.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...