Hanneke Schuitemaker, Peneliti HIV yang Kembangkan Vaksin Covid-19 J&J

Sorta Tobing
22 Juli 2021, 13:58
Hanneke Schuitemaker, vaksin johnson & Johnson, j&j, vaksin Covid-19, vaksin virus corona
Janssen Global Services
Hanneke Schuitemaker, peneliti vaksin Johnson & Johnson

Ibu tiga anak ini kemudian ditunjuk sebagai kepala pengembangan vektor viral vaksin. Schuitemaker mengerjakan vaksin flu universal. Kemudian dia kembali mengerjakan vaksin untuk HIV-1.

Pada 2018 vaksin pengembangannya menunjukan kemajuan dalam menangkal HIV pada manusia. Vaksin ini diharapkan dapat mulai digunakan tahun ini.

Kisah Pengembangan Vaksin J&J

Pada awal Februari 2020, sebagai kepala pengembangan vaksin J&J, Schuitemaker menghadiri pertemuan yang diadakan Organisasi Kesehatan Dunia alias WHO. Pertemuan ini membahas tentang Covid-19.

Schuitemaker ketika itu mendengarkan penjelasan dari delegasi Tiongkok. Ia merasa apa yang didengarnya merupakan persoalan serius. Covid-19 atau SARS-CoV-19 sangat berbahaya bagi manusia. 

“Setelah kembali dari pertemuan itu, saya langsung memberitahu tim untuk bergerak cepat. Semua ini akan menjadi besar,” katanya dalam wawancara dengan FiercePharma pada 26 Oktober 2020. 

Enam minggu setelah itu, Schuitemaker sudah menyiapkan kandidat untuk vaksin. Pada September 2020, vaksinnya mulai memasuki fase uji coba tahap ketiga ke 44 ribu orang di AS, Afrika Selatan, dan Brasil. 

Uji coba ini sempat tertunda karena terjadi kasus pembekuan darah pada salah satu partisipan. Namun, hal ini tidak berlangsung lama. Pengujian J&J kemudian berlanjut, dinyatakan aman, diproduksi, dan tersedia saat ini.

Apa Itu Vaksin Vektor Viral?

Vaksin ini menggunakan vektor viral untuk mengirimkan materi genetik dan membuat kode antigen yang diinginkan ke dalam sel inang penerima. Cara kerjanya, virus yang meniru genetika Covid-19 dimasukkan ke dalam tubuh tetapi tidak berbahaya untuk manusia.

Setelah itu, vaksin akan memancing imunitas tubuh beraksi untuk mengalahkannya. Akhirnya, tubuh akan mempelajari cara untuk melakukan hal serupa pada Covid-19.

Para ilmuwan sudah memakai metode vektor viral sejak 1970. Selain untuk vaksin, cara ini juga digunakan untuk penelitian terapi gen, pengobatan kanker, dan riset molekuler biologi. 

Vaksin vektor viral sudah berhasil mengatasi penyakit Ebola yang mewabah di Afrika. Metode serupa juga sedang dikembangkan untuk virus Zika, flu, dan HIV.

Penyumbang bahan: Dhia Al Fajr (magang)

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...