Kerusuhan Kazakhstan Tewaskan Puluhan Orang, WNI Diminta Diam di Rumah

Cahya Puteri Abdi Rabbi
7 Januari 2022, 15:37
Kazakhstan, WNI, Rusia
ANTARA FOTO/REUTERS/Pavel Mikheyev/AWW/djo
Pemandangan mobil polisi yang terbakar saat aksi protes menentang kenaikan harga LPG menyusul keputusan otoritas Kazakh untuk mencabut batas harga pada bahan bakar gas cair di Almaty, Kazakhstan, Selasa (4/1/2022). \

Dia menjamin, pihaknya akan memberikan layanan yang baik kepada para WNI dalam masa darurat ini.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk menghadapi situasi ini. Kami mohon doanya agar sehat, selamat dan dapat melalui kondisi ini dengan sebaik-baiknya," ujar dia.

 Sebagaimana diketahui, pada 4 Januari lalu, Presiden Kazakhtan Kassym-Jomart Tokayev telah menerbitkan dekrit Presiden yang menyatakan bahwa negara Kazakhtan berada dalam keadaan darurat dari 5 hingga 19 Januari 2022.

Keadaan darurat ditetapkan setelah terjadi kerusuhan yang dipicu dari kenaikan harga gas. Selain itu, Presiden Kassym juga memberlakukan jam malam mulai pukul 23.00 hingga 07.00 pagi.

CNN melaporkan puluhan warga dan 13 anggota kepolisian tewas sementara ribuan lainnya luka-luka saat kerusuhan meledak di Kota Almaty, kota terbesar di Kazakhstan. 

Kerusuhan terjadi saat militer Rusia mencoba mengamankan kerumunan masa yang berdemo dan membakar gedung-gedung pemerintah.

kazakhstan
Warga Kazakhstan  menggunakan senter dalam aksi protes menentang kenaikan harga LPG  (ANTARA FOTO/REUTERS/Pavel Mikheyev/AWW/djo)



 Rusia mengirim sekitar 2.500 tentara sebagai bagian pasukan perdamaian Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO). CSTO merupakan aliansi militer yang beranggotakan beberapa negara bekas Uni Soviet dan dipimpin oleh Rusia.

Gejolak politik dan sosial di Kazakstan bermula saaat pemerintah pada Selasa (4/1) mengumumkan akan menaikkan harga LPG.
LPG banyak dipakai sebagai bahan bakar mobil di negara tersebut untuk menggantikan bahan bakar minyak yang mahal.
Kerusuhan di Kazakhstan langsung membuat harga uranium di pasar dunia melonjak  8% ke level US$45,25 per pound pada Kamis (5/1). Negara pecahan Uni Soviet tersebut merupakan salah satu produsen uranium terbesar di dunia, dengan kontribusi hampir 40%.


Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...