Siap Hidup Bersama Covid-19, Inggris Cabut Semua Aturan Pembatasan
Pemerintah Inggris akan segera mencabut seluruh aturan pembatasan Covid-19. Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan hal ini hanya sehari selang Ratu Elizabeth II dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
Johnson mengatakan langkah tersebut dilakukan sebagai bentuk hidup bersama Covid-19. Negara lain di Britania Raya seperti Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara dipersilakan untuk menentukan dan menerapkan aturan mereka masing-masing.
Meski demikian, Johnson mengatakan pemerintah Inggris akan memantau varian baru dari Covid-19 dan berupaya untuk mengidentifikasi setiap mutasi virus.
"Hari ini bukan hari dimana kita bisa mendeklarasikan kemenangan atas Covid, karena virus ini tidak akan hilang. Tapi ini adalah hari di mana semua upaya dua tahun terakhir akhirnya memungkinkan kita untuk melindungi diri kita sendiri sambil memulihkan kebebasan kita sepenuhnya," kata Johnson seperti dikutip dari CNN, Selasa (22/2).
Johnson menyebut berakhirnya aturan isolasi mandiri memungkinkan masyarakat Inggris untuk melindungi diri sambil memperoleh kebebasan. Lebih lanjut, Johnson menyebut kini adalah waktunya untuk beralih dari pembatasan pemerintah ke tanggung jawab pribadi.
"Momen kebanggaan bagi bangsa kita dan sumber harapan untuk semua yang dapat kita capai di tahun-tahun mendatang," ujar Johnson.
Adapun aturan yang akan segera dicabut di antaranya wajib isolasi mandiri pada 24 Februari, penyediaan tes Covid-19 secara gratis pada 1 April, serta penghapusan subsidi keuangan bagi warga Inggris yang tidak dapat bekerja dari rumah jika dinyatakan positif mulai 24 Maret.
Meski demikian pencabutan pembatasan tersebut harus mendapat persetujuan lebih dahulu dari parlemen Inggris. Proses pencabutan juga akan dilakukan secara bertahap.
Nantinya, warga yang dinyatakan positif tetapi telah mendapat vaksinasi tidak akan diminta melakukan test Covid-19 Selain itu warga yang belum divaksinasi juga tidak diminta untuk melakukan isolasi mandiri.
Bahkan buruh atau pekerja tidak diwajibkan lagi untuk memberitahu atasan jika mereka dinyatakan positif Covid-19. Pemerintah Inggris juga tidak akan melakukan pelacakan lagi terhadap warga yang pernah menjalin kontak dengan warga lain yang dinyatakan positif.
Selain itu, Johnson menyebut pemerintah Inggris tidak mewajibkan warga untuk membawa sertifikat status Covid-19 untuk perjalanan dalam negeri. Ide paspor vaksin disebut tidak nyaman oleh beberapa anggota parlemen dan juga partai Konservatif dari Johnson.
Kerajaan Inggris mengumumkan Ratu Elizabeth positif Covid-19. Sang Ratu berusia 95 tahun itu mengalami gejala ringan, tetapi memutuskan untuk tetap melanjutkan tugasnya di Istana Windsor pekan depan.
"Dia akan terus menerima perawatan medis dan akan mengikuti semua pedoman yang sesuai," demikian tertulis dalam sebuah pernyataan seperti dikutip BBC, Minggu (20/2).
Dalam akun Twitternya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga mendoakan Ratu Elizabeth cepat pulih dan kembali beraktivitas. "Saya yakin saya berbicara untuk semua orang dalam mendoakan Yang Mulia Ratu cepat pulih dari Covid dan cepat kembali ke kesehatan yang prima."
Ratu Elizabeth sempat melakukan kontak dengan putra dan pewaris tertuanya, Pangeran Charles yang ditetapkan positif Covid-19 pekan lalu. Sebelumnya, sejumlah orang juga dinyatakan positif di Istana Windsor, tempat Ratu menetap.
Pangeran Charles dinyatakan positif pada Kamis pekan lalu, setelah bertemu dengan Ratu dua hari sebelumnya. Gejala Covid umumnya muncul antara dua hingga 14 hari setelah terpapar virus.
Ratu menghadiri pertemuan resmi pertamanya sejak melakukan kontak dengan Pangeran Charles, mengadakan pertemuan virtual dengan dua duta besar baru untuk Inggris.