Intelijen Inggris Laporkan Pasukan Rusia Babak Belur di Ukraina
Intelijen militer Inggris melaporkan beberapa unit militer Rusia menderita kerugian besar di Ukraina dan terpaksa kembali pulang ke negaranya dan sebagian kembali ke negara tetangga Belarusia. Kementerian pertahanan Inggris menyebarkan informasi ini sehari setelah Rusia berjanji akan mengurangi operasi militer di sekitar Kyiv dan kota lain dalam perundingan yang berlangsung di Turki, Selasa (29/3).
"Hal ini menunjukkan kesulitan yang dihadapi Rusia dalam mengatur kembali unitnya di daerah depan di Ukraina," kata sumber Kementerian Pertahanan Inggris, dikutip dari Reuters, Rabu (30/3).
Rusia diperkirakan akan mengubah strateginya. Inggris memperkirakan Rusia kemungkinan akan mengkompensasi penurunan kemampuan manuver daratnya melalui artileri massal dan serangan rudal.
Inggris menyebut selama invansi sebulan ke Ukraina, Rusia gagal merebut kota besar mana. Sebaliknya, pasukan Ukraina membuat kemajuan dengan merebut kembali wilayah dari pasukan Rusia di pinggiran Kyiv, di timur laut dan di selatan.
Satu daerah yang direbut kembali di jalan menuju desa Rusaniv dipenuhi dengan tank-tank yang terbakar habis dan potongan-potongan seragam Rusia. Rumah-rumah di sekitarnya hancur.
Rusia menyebut serangannya sebagai "operasi khusus" untuk melucuti senjata dan "mendenazifikasi" Ukraina. Serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua telah menewaskan atau melukai ribuan orang, memaksa hampir empat juta orang mengungsi ke luar negeri dan menghantam ekonomi Rusia dengan sanksi.
Amerika Tak Percaya Rusia Kurangi Serangan
Rusia berjanji untuk menurunkan skala operasi militer di sekitar Kota Chernihiv dan ibu kota Ukraina, Kiev. Pernyataan itu disampaikan dalam perundingan dengan Ukraina di Turki pada Selasa (29/3).
"Keputusan sudah diambil untuk, dalam jumlah banyak, mengurangi kegiatan militer di arah Kiev dan Chernihiv," kata Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin kepada pers, Selasa.
Fomin tidak menyebutkan daerah-daerah di Ukraina yang dilanda pertempuran hebat, termasuk sekitar Mariupol di tenggara, Sumy dan Kharkiv di timur, serta Kherson dan Mykolaiv di selatan.
Sejumlah pengamat melihat bahwa janji Rusia untuk mengurangi pertempuran itu sebagian besar menyangkut daerah-daerah tempat pasukan negara tersebut telah kehilangan kekuatan.
Departemen Pertahanan AS mengatakan penggeseran tentara Rusia hanya sebagai taktik penataan kembali posisi, bukan memundurkan ataupun berupa penarikan pasukan dari medan perang itu.
"Tidak berarti bahwa ancaman terhadap Kiev berakhir," kata juru bicara Pentagon John Kirby saat konferensi pers.
Sebanyak 10 pesawat tempur Amerika Serikat F-18 serta lebih dari 200 tentara sedang ditempatkan di Lithuania, ujar Kirby. Lithuania adalah anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan negara tetangga Rusia.
Pasukan AS, kata dia, sedang "menjadi penghubung" bagi pasukan Ukraina saat serah terima persenjataan.
Ukraina Bersedia Tak Gabung NATO
Para juru runding dari pihak Ukraina mengatakan bahwa, berdasarkan proposal yang mereka ajukan, Kiev sepakat tidak bergabung dengan aliansi ataupun dijadikan pangkalan pasukan asing.
Namun menurut proposal itu, Ukraina harus mendapat jaminan keamanan yang serupa dengan "Bab 5", yaitu ketentuan bersama pertahanan aliansi militer trans-Atlantik NATO.
Tim negosiator Ukraina itu menyebut Israel dan anggota NATO Kanada, Polandia, dan Turki sebagai negara-negara yang kemungkinan akan memberi jaminan seperti itu.
Rusia, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Italia juga termasuk dalam kemungkinan tersebut.
Proposal itu, yang membutuhkan referendum di Ukraina untuk bisa disahkan, dan menyebutkan masa konsultasi 15 tahun soal status Krimea, yang dicaplok Rusia pada 2014.
Sementara itu, nasib wilayah Donbas akan dibicarakan oleh para pemimpin Ukraina dan Rusia.
Kepala juru runding Rusia Vladimir Medinsky menyebutkan proposal Ukraina meminta Moskow tidak akan menentang Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Rusia selama ini menentang keinginan Ukraina untuk menjadi anggota Uni Eropa, terutama NATO. Medinsky mengatakan delegasi Rusia akan mempelajari dan menyampaikan proposal itu kepada Presiden Vladimir Putin.