PM Kanada Trudeau Minta Jokowi Tolak Kehadiran Putin di KTT G20
Penolakan atas rencana kedatangan Vladimir Putin ke Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 terus bermunculan. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan dirinya tak ingin melihat Presiden Rusia itu hadir di Bali pada November mendatang.
Bahkan Trudeau telah mengatakan langsung hal ini kepada Presiden Joko Widodo selaku tuan rumah pertemuan pemimpin 20 negara ekonomi terbesar dunia tersebut.
“Sangat sulit bagi kami dan akan tidak produktif bagi G20,” kata Trudeau dikutip dari AFP, Jumat (1/4).
Trudeau mengatakan pertemuan G20 membicarakan pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia. Sedangkan langkah Rusia menginvasi Ukraina bisa menjungkirbalikkan pertumbuhan dan menimbulkan krisis.
“Intinya, tidak mungkin Vladimir Putin hadir di pertemuan dan berpura-pura semua baik-baik saja,” katanya.
Sebelumnya Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendukung pengusiran Rusia dari G20. Sedangkan PM Australia Scott Morrison mengatakan Putin harus dilarang hadir dalam KTT G20 di Bali.
Meski demikian, Brasil dan Cina menentang langkah tersebut. Adapun Indonesia telah menyatakan netralitasnya akan mengundang semua anggota seperti yang telah dilakukan presidensi sebelumnya.
Staf Khusus Menteri Luar Negeri untuk Penguatan Program-Program Perioritas Dian Triansyah Diani mengatakan Presidensi G20 Indonesia bersifat imparsial dan netral. “Berdasarkan aturan dan prosedur seperti presidensi sebelumnya,” kata Dian dalam konferensi pers, Kamis (24/3) seperti dikutip dari Antara.
Indonesia juga akan berkonsultasi dengan semua anggota G20. Menteri Luar Negeri Retno P. Marsudi dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga telah berbicara dengan seluruh anggota tentang agenda prioritas.
Pemerintah Cina mendukung sikap pemerintah Indonesia yang tetap fokus pada tiga agenda utama Presidensi G20 di konflik Rusia dan Ukraina. Pernyataan ini disampaikan terkait dengan upaya beberapa negara yang ingin menambahkan isu Rusia dan Ukraina ke dalam agenda G20 tahun ini.
"Kami juga sudah mengetahui bahwa Indonesia menyampaikan pendiriannya bahwa G20 ada forum ekonomi dan finansial,” kata Duta Besar Cina untuk Indonesia Lu Kang dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis (31/3) dikutip dari Antara.
Indonesia sebagai Presidensi G20 tahun ini menghadapi tantangan di tengah berlangsungnya konflik Rusia dan Ukraina. Negara-negara sesama anggota G20 terpolarisasi. Ada yang menjatuhkan sanksi kepada Rusia, ada yang memihak Ukraina, dan bergeming dengan sikap tidak memihak, seperti Indonesia.
“Kami sangat setuju Indonesia bisa mengabaikan gangguan-gangguan tersebut,” katanya.
Sikap Cina ini selalu menjadi perhatian sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia. Berdasarkan data IMF, Produk Domestik Bruto (PDB), nominal ekonomi negara Tirai Bambu itu mencapai US$ 16,86 triliun pada 2021. Berikut grafik Databoks: