Mengenal Sosok Gustav Radbruch, Ahli Hukum dan Filsuf Jerman
Nama Gustav Radbruch kerap muncul dalam berbagai literatur hukum dan sosial. Pasalnya, ia adalah seorang pengacara Jerman yang juga pengajar di Universitas Kiel.
Kontribusinya dalam pendidikan membawa namanya semakin populer hingga saat ini. Berkaitan dengan hal itu, tentu menarik mengenal sosok Gustav Radbruch melansir dari situs resmi Kiel University.
Masa Kecil dan Pendidikan Gustav Radbruch
Gustav Radbruch adalah sosok yang lahir pada 21 November 1878 di Lubeck. Ia lahir dari seorang saudagar yang sejahtera bahkan kaya.
Sejak tahun 1898, ia mempelajari ilmu hukum di Munich, Leipzig dan Berlin. Gustav Radbruch dianugerahi gelar doktor tahun 1902.
Karir dan Karya Gustav Radbruch
Tak lama setelah itu, ia menerima Habilitation yang merupakan sertifikasi mengajar di universitas di Heidelberg. Posisi ini ia jalani sejak 1904 hingga 1910. Pada 1910 hingga 1914, Gustav Radbruch menjadi profesor madya tanpa status pegawai negeri.
Pada masa itu, ia mengembangkan pemikirannya lebih jauh. Ia menyerap prinsip Heidelberg neo-Kantian. Gustav Radbruch terinspirasi dari sosok sosiolog Max Weber (1864-1920) dan filsuf bernama Emil Lask (1875-1915).
Pada 1910, bukunya berjudul “Einführung in die Rechtswissenschaft” atau Pengantar Hukum terbit. Hingga pada 1980, terbitlah edisi ke-13 buku tersebut.
Kemudian, ia juga menerbitkan “Grundzüge der Rechtsphilosophie" atau Dasar-Dasar Filsafat Hukum. Ia juga sempat menerbitkan “Rechtsphilosophie” atau Filsafat Hukum pada 1932.
Setelah elemen dasar filsafat hukumnya terilhami, pada masa itulah muncul kecenderungan politik Gustav Radbruch. Untuk kali pertama, ia terlibat dengan “Fortschrittliche Volkspartei” Partai Rakyat Progresif dan semakin terlibat dengan demokrasi sosial.
Selanjutnya, pada 1914 Gustav Radbruch dipanggil ke Königsbergs sebagai profesor madya. Kemudian pada 1918, ia bergabung dengan the Social Democratic Party of Germany (SPD) atau Partai Sosial Demokrat Jerman.
Lalu, pada 1919, ia mendapat tawaran menjadi profesor di Kiel. Pada awalnya, hal ini bertentangan dengan keinginan fakultas, yang membutuhkan profesor hukum publik. Padahal, ini bukanlah bidang keilmuan Gustav Radbruch.
Peristiwa Dramatis Gustav Radbruch
Peristiwa paling dramatis bagi Gustav Radbruch adalah ketika muncul kudeta pasukan sayap kanan yang radikal dipimpin oleh Wolfgang Kapp. Mereka melawan pemerintahan Berlin.
Setelah mendengar kudeta di Berlin pada 13 Maret 1920, Gustav Radbruch mendatangi para pekerja yang telah mogok kerja dan menduduki gelangan kapal kekaisaran Kiel bersama Herman Heller.
Herman Heller adalah sosok yang kemudian menjadi pengajar hukum konstitusi paling berpengaruh di Republik Weimar. Mereka berdua ingin menegosiasikan gencatan senjata dengan komandan militer di Kiel yakni Laksamana Muda von Levetzow.
Namun, mereka tertangkap dan dipenjara untuk sementara. Beberapa saat kemudian setelah kudeta runtuh, Gustav Radbruch berusaha menahan amarah para pekerja
Pada 24 Maret ia memberi pidato pemakaman bagi 25 korban kudeta di Eichhof. Atas tindakannya selama kudeta berlangsung, Gustav Radbruch pun dihormati oleh kaum osisal demokrat dan diberikan tempat aman dalam daftar kekaisaran sosial demokrat.
Oleh karena itu, ia duduk di Reichstag sejak 1920 hingga 1924. Selama itu, ia menjabat dua kali sebagai Menteri Kehakiman Kekaisaran.
Kemudian, pada 1924 ia ingin kembali ke kehidupan akademis. Keinginan itu semakin muncul dan akhirnya ia pun memusatkan seluruh perhatiannya di Kiel University. Selanjutnya pada 1926, ia pun menjadi Dekan Fakultas Hukum Kiel University.
Posisinya di University Kiel berakhir pada 1926, dengan adanya tawaran di Heidelberg. Sekembalinya ke Heidelberg, Gustav Radbruch menulis edisi ketiga dan terakhir dari buku “Rechtsphilosophie” atau Filsafat Hukum.
Reputasinya pun semakin meluas, dan mendapat tawaran jabatan profesor di Hamburg dan Berlin. Namun, Gustav Radbruch menolak tawaran tersebut.
Kemudian pada 9 Mei 1933, ia menjadi profesor universitas pertama yang diberhentikan dengan undang-undang. Hal ini dilakukan untuk memulihkan layanan sipil profesional. Dasar hukumnya yakni Imperial Law Gazette I 1933, Halaman 175.
Ia diberhentikan bukan karena rasis terkait hal tertentu. Alasan utama ia diberhentikan adalah karena alasan politik.
Gustav Radbruch saat itu masih berada di Jerman, tetapi ia harus menerbitkan buku di luar negeri. Ia juga dilarang menerima pertemuan di Universitas Kaunas di Lituania dan Zurich. Meski demikian, ia diperbolehkan melakukan kunjungan studi satu tahun ke University College di Oxford pada 1935/1936.
Kembalinya Gustav Radbruch Ke Bidang Akademik
Selanjutnya, pada 1945 adalah tahun yang berkesan bagi Gustav Radbruch. Ia kembali menjadi dekan pasca Perang Heidelberg yang pertama.
Pada masa itu, ia menulis karya-karyanya yang terkenal seperti "Gesetzliches Unrecht und übergesetzliches Recht" atau Ketidakadilan Hukum dan Hukum yang Tidak Diatur oleh Hukum. Buku ini diterbitkan pada 1946 dan mungkin menjadi karyanya yang paling berpengaruh.
Pernyataan Gustav Radbruch yang cukup terkenal yakni ada pada “Radbruch’s Formula” pada 1946. Hal tersebut menyatakan bahwa konflik antara keadilan dan kepastian hukum haruslah mampu diselesaikan karena hukum positif telah terjamin dengan undang-undang dan kekuasaan.
Bahkan sangat didahulukan ketika isinya tak adil dan tak pantas kecuali adanya kontradiksi antara hukum positif dan keadilan mencapai sedemikian rupa sehingga dianggap tidak adil.
Gustav Radbruch kemudian meninggal dunia pada 23 November 1949. Namanya dikenang hingga kini sebagai salah sosok yang paling berpengaruh pada abad ke-20.