Mengenal John Rawls, Filsuf Politik dan Etika Asal Amerika Serikat

Annisa Fianni Sisma
20 Desember 2022, 18:29
John Rawls
britannica.com
Ilustrasi, John Rawls, Filsuf Politik dan Etika Asal AS.

John Rawls merupakan seorang filsuf politik dan etika asal Amerika Serikat (AS) yang terkenal. Berkaitan dengan itu, tentu menarik untuk mengenal lebih jauh sosok John Rawls.

Rawls sering digambarkan sebagai salah satu filsuf politik paling berpengaruh di abad ke-20. Dia memiliki perbedaan yang tidak biasa di antara para filsuf politik kontemporer yang sering dikutip oleh pengadilan di Amerika Serikat dan Kanada.

Teori Rawls tentang "keadilan sebagai kewajaran" merekomendasikan kebebasan dasar yang setara, kesetaraan kesempatan, dan memfasilitasi manfaat maksimal bagi anggota masyarakat yang paling tidak diuntungkan dalam kasus apa pun di mana ketidaksetaraan dapat terjadi.

Argumen John Rawls untuk prinsip-prinsip keadilan sosial ini menggunakan eksperimen pemikiran yang disebut "posisi asli", di mana orang dengan sengaja memilih masyarakat seperti apa yang akan dipilih untuk ditinggali, jika mereka tidak mengetahui posisi sosial mana yang akan mereka duduki secara pribadi.

Profil John Rawls: Masa Kecil dan Pendidikan

Melansir dari britannica.com, John Rawls lahir pada 21 Februari 1921 di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat. Sosoknya terkenal karena membela egaliter liberalisme dalam karyanya A Theory of Justice yang rilis pada 1971. Ia dianggap sebagai filsuf politik paling berpengaruh pada abad ke-20.

John Rawls merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Orang tuanya adalah William Lee Rawls dan Anna Abel Stump. Berkaitan dengan pendidikannya, ia mengenyam di Episcopalian Preparatory School dan Kent School. Kemudian, Rawls mengenyam pendidikan di Princeton University dan memperoleh gelar sarjananya pada 1943.

Selanjutnya, ia mendaftar di bidang militer dan bertugas di infanteri Pasifik Selatan hingga 1945. Kemudian John Rawls kembali ke Princeton pada 1946 dan meraih gelar Ph.D. di bidang Filsafat Moral pada 1950.

Berkat keahliannya, John Rawls pun berkesempatan mengajar di Princeton pada 1950 hingga 1952. Tak hanya itu, ia juga mengajar di Universitas Cornell pada 1953 hingga 1959, Massachusetts Institute of Technology pada 1960 hingga 1962 dan Harvard University.

Pendapat John Rawls dalam Buku A Theory of Justice

Melalui bukunya yang berjudul ‘A Theory of Justice’, ia membela konsep keadilan sebagai fairness. John Rawls berpendapat bahwa keadilan tidak dapat diperoleh dari utilitarianism. Pasalnya doktrin itu konsisten dengan bentuk pemerintahan yang secara intuitif tidak menginginkan kebahagiaan mayoritas yang dicapai dan mengabaikan hak dan kepentingan minoritas.

Dalam buku tersebut, John Rawls juga menyinggung kembali terkait kontrak sosial (social contract). Rawls berpendapat bahwa keadilan itu terdiri atas prinsip dasar pemerintahan yang disetujui oleh masing-masing orang yang ‘bebas’ dan ‘rasional’.

Untuk memastikan bahwa prinsip yang terpilih tersebut adil, John Rawls membayangkan kelompok individu yang tidak memahami terkait keadaan sosial ekonomi dan sejarah asal mereka. John Rawls juga membayangkan kelompok individu yang tidak tahu tentang nilai dan tujuan dasar mereka termasuk konsep tentang ‘hidup yang baik’.

Ketika berada dalam kondisi yang tidak tahu tersebut atau yang disebut Rawls sebagai ‘posisi awal’ (original position), mereka tak akan dipengaruhi oleh keinginan pribadi untuk menguntungkan beberapa kelompok sosial mereka masing-masing dengan cara mengorbankan kelompok yang lain.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...