Cina Beri Penundaan Bayar Utang ke Sri Lanka, Bantuan IMF Belum Jelas

Agustiyanti
25 Januari 2023, 12:30
Sri Lanka, Cina, IMF
ANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte/WSJ/sad.
Ilustrasi.Sri Lanka sedang menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam tujuh dekade. Negara ini memiliki utang yang menumpuk, salah satunya ke CIna

"Cina diharapkan berbuat lebih banyak. Ini jauh lebih sedikit daripada yang diminta dan diharapkan dari mereka,"  kata sumber itu. 

Dalam surat yang langsung ditujukan kepada IMF, India mengatakan bahwa pembiayaan atau keringanan utang yang diberikan oleh Bank Ekspor-Impor India akan konsisten dengan pemulihan keberlanjutan utang di bawah program yang didukung IMF.

Sumber pemerintah lain yang mengetahui langsung pembicaraan tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa Sri Lanka kemungkinan akan berbagi surat Cina dengan IMF dan meminta pendapat mereka tentang isinya untuk mengukur apakah diperlukan jaminan yang lebih kuat.

Narasumber lain yang mengetahui diskusi utang ini mengatakan bahwa India lebih komprehensif dalam mengakui parameter restrukturisasi utang dari IMF untuk negara-negara berpenghasilan menengah seperti Sri Lanka jika membandingkan surat-surat tersebut. 

"Fakta bahwa surat China dapat diterima oleh IMF akan diawasi dengan sangat ketat oleh semua kreditor swasta," kata sumber yang tidak ingin disebutkan namanya itu.

Tidak jelas apa yang bersedia dilakukan oleh pemberi pinjaman utama seperti Cina, tetapi pemberi pinjaman bilateral terbesar di dunia dan India bersedia melakukan lebih jauh.

Negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan pemberi pinjaman multilateral menekan Beijing untuk menawarkan keringanan utang kepada negara-negara berkembang yang sedang kesulitan.

Namun, berita dari Zambia pada hari Senin menunjukkan bahwa Cina dapat memainkan peran yang lebih proaktif. Berbicara di ibu kota Lusaka, kepala Dana Moneter Internasional Kristalina Georgieva mengatakan, pemberi pinjaman telah mencapai kesepakatan prinsip dengan Cina tentang strategi restrukturisasi utang.

"Cina secara de facto akan menerima pengurangan NPV (net present value) berdasarkan peregangan jatuh tempo yang signifikan dan pengurangan bunga," kata Georgieva.

Kepala bank sentral Sri Lanka P. Nandalal Weerasinghe mengatakan pada Selasa (24/1) bahwa Sri Lanka berharap untuk menyelesaikan restrukturisasi utangnya dalam enam bulan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...