Eropa Mengecam Utusan Cina yang Tak Mengakui Negara Pecahan Uni Soviet

Andi M. Arief
24 April 2023, 11:08
Negara Eropa Timur
Unsplash
Negara Eropa Timur

Negara-negara Eropa marah atas pernyataan utusan Cina yang mempertanyakan kemerdekaan negara-negara bekas Uni Soviet. Kritikan keras ini di tengah rencana negara Tirai Bambu hendak menengahi perdamaian perang Rusia dan Ukraina.

Pernyataan kontroversial datang dari Duta Besar Cina untuk Perancis dan Monako Lu Shaye dalam wawancara dengan stasiun TV di Perancis LCI pada 22 April 2024. Shaye mengatakan negara-negara baltik bekas Uni Soviet tidak memiliki status sebagai negara yang berdaulat di bawah perjanjian internasional.

Dalam wawancara itu, Shaye mendapatkan pertanyaan apakah Cina mengakui tanjung Crimea sebagai bagian dari Ukraina. Rusia mengakui Crimea sebagai bagian dari wilayahnya sejak 2014.

Merespons pernyataan Shaye, negara-negara pasca-keruntuhan Uni Soviet seperti Latvia, Lithuania, dan Estonia berencana memanggil diplomat Cina di negaranya masing-masing. Ketiga negara ini merupakan mantan anggota blok Soviet yang runtuh pada 1991.

Sedangkan Ukraina menilai komentar Shaye cukup aneh lantaran Cina berniat menjadi perantara perdamaian antara Rusia dan Ukraina. "Hal yang aneh untuk mendengar versi yang mustahil tentang 'Sejarah Crimea' dari perwakilan negara yang teliti dalam sejarahnya yang mencapai 1000 tahun," kata Mykhailo Podolyak, Ajudan Senior Presiden Ukraina seperti dilansir dari Reuters, Senin (24/4).

Cina mengumumkan niatnya untuk menjadi pendamai antara Rusia dan Ukraina pada awal tahun ini. Sehingga, Podolyak menilai Cina seharusnya tidak menggaungkan propaganda luar negeri Rusia jika ingin menjadi politikus besar di dunia internasional.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...