Perjalanan Hidup Didi Kempot, dari Pengamen Jadi Musisi Mancanegara

Image title
5 Mei 2020, 10:40
Didi Kempot wafat di usia 54 tahun. Ia mengawali karier sebagai pengamen pada 1984.
instagram.com/@didikempot_official
Didi Kempot wafat di usia 54 tahun. Ia mengawali karier sebagai pengamen pada 1984.

(Baca: Tokopedia Diretas, Tips Lindungi Data Pribadi Saat Berbelanja Online)

Didi Kempot
Didi Kempot (instagram.com/@didikempot_official)

Menciptakan 800 Lagu dan Tenar di Mancanegara

Pujian Mamiek dan dukungan Mbah Ranto tak keliru. Setelah rekaman album pertama, Didi semakin memperlihatkan kesuksesan di dunia musik. Lagu-lagunya mendapat tempat khusus di jutaan pendengar, khususnya masyarakat Jawa.

Pada 1993 atau tiga tahun setelah lagu Cidro rilis ke pasaran, Didi bahkan sudah mendapat undangan pentas mancanegara. Ia mendapat undangan untuk bernyanyi di Suriname yang sampai saat ini menjadi basis utama penggemarnya.

Tiga tahun setelah mencapai tenar di Suriname, Didi ke Eropa. Di Rotterdam, Belanda ia merekam lagu berjudul Layang Kangen dan kerap mengisi acara musik di sana. Khususnya yang diselenggarakan komunitas orang Indonesia.

Didi kembali ke Indonesia pada 1998. Setahun setelahnya ia menciptakan lagu Stasiun Balapan yang sukses meledak di pasaran. Lagu ini bahkan sempat disebut pengamat musik Denny Sakrie sebagai Bengawan Solo kedua dari sisi ketenarannya.

Memasuki milenium kedua popularitas Didi tak surut, meskipun musik pop sempat mendominasi pasar tanah air. Lagu-lagunya tetap laku di pasar, seperti Kalung Emas yang diciptakan pada 2013 dan Suket Teki yang dirilis pada 2016.  Terakhir adalah lagu Pamer Bojo yang sukses merebut hati milenial dengan sisipan kalimat cendol dawet-nya.

(Baca: Selain Tokopedia, Tiga E-Commerce Ini Pernah Diretas)

Sepanjang karier bermusiknya, Didi telah menciptakan lebih kurang 800 lagu. Jumlah yang cukup banyak untuk seorang musisi. Bahkan lebih banyak dari yang pernah diciptakan The Beatles, yakni 150 lagu sepanjang karier grup music asal Inggris itu.

Sayangnya, nasib Didi tak semanis The Beatles. Ia tak bisa menikmati seluruh royalti dari lagu-lagunya karena pembajakan dan menyanyikan ulang tanpa izin oleh musisi lainnya. Membuat perekonomiannya tak sebaik John Lennon dan kawan-kawan.

Soal pembajakan dan menyanyikan ulang tanpa izin, Didi sempat menyatakan, “kalau meng-cover lagu-lagu saya, alangkah indahnya pakai tata krama atu permisi.”  

Di tengah pembajakan yang menimpa dirinya, Didi tetap memiliki kepedulian sosial. Ini tercermin dari konser galang dana untuk penanganan covid-19 yang dilakukannya pada pertengahan April lalu, salah satu panggung terakhirnya. Sebanyak Rp 5,3 miliar didapat dari acara yang hanya berlangsung selama lebih kurang tiga jam ini.

Kini, Didi sudah tak bisa bernyanyi lagi. Namun karya-karyanya akan terus menghibur mereka yang patah hati. Seperti katanya, “patah hati alung dijogeti” yang dalam bahasa Indonesia berartipatah hati lebih baik dijogeti.”    

(Baca juga: Lawan Corona, Didi Kempot Sempat Buat Lagu 'Ojo Mudik')

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...