Komitmen Garnier Green Beauty dalam Mengurangi Sampah Plastik
Data World Economic Forum (WEF) memperkirakan sebanyak 785 ribu ton sampah plastik yang dihasilkan Indonesia akan berakhrir di laut pada tahun 2025 mendatang. Sebagai pelopor industri kecantikan berkelanjutan, L'Oréal mempercepat transformasinya menuju bisnis hijau serta memperkuat komitmennya dalam hal keberlanjutan dan inklusi.
General Manager Consumer Products Division L’Oréal Indonesia, Manashi Guha, menjelaskan bahwa Garnier Green Beauty merupakan wujud dari komitmen dan tanggung jawab dalam mempercepat transformasi di setiap aspek rantai nilai produk. Adapun komitmennya yaitu mengadopsi Green science untuk formula maupun kemasan ramah lingkungan, memastikan sumber dan produksi berkelanjutan, serta mengajak konsumen untuk berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan.
“Sebagai pemimpin industri, kami bertanggung jawab untuk memimpin revolusi berkelanjutan di Indonesia agar membantu konsumen memiliki pilihan yang berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari sekaligus berdampak positif bagi masa depan Indonesia,” kata Manashi melalui Zoom Press Event Garnier, Rabu (30/09).
Tak hanya transformasi model bisnisnya, Garnier ingin membantu mengatasi permasalahan lingkungan saat ini. Communications, Public Affairs and Sustainability Director L’Oréal Indonesia, Melanie Masriel, dalam acara yang sama mengungkapkan Garnier sebagai merek terbesar di Indonesia akan menjadi merek utama untuk memimpin komitmen L’Oréal for the Future yang berkontribusi mendukung pengurangan sampah plastik dari produsen hingga menjadi kultur di konsumen.
Garnier juga menggandeng eRecycle dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia dalam mewujudkan komitmennya. Melalui kolaborasi tersebut, Garnier ingin mengajak konsumennya untuk berpartisipasi dalam mengolah sampah plastik di tingkat rumah tangga.
“Dengan dukungan penuh dari Kementerian Lingkungan Hidup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kami secara bertahap dapat mengatasi polusi plastik sebagai salah satu tantangan terbesar di Indonesia,” kata Melanie.
Lebih lanjut, komitmen mengatasi sampah plastik melalui daur ulang diwujudkan dengan berkolaborasi dengan eRecycle sebagai penyedia aplikasi berbasis digital yang berperan mengambil sampah dari rumah konsumen. Melalui inovasi tersebut, Garnier bertujuan menjangkau konsumen lebih luas khususnya generasi muda serta sejalan dengan protokol jaga jarak di masa pandemi.
Co-Founder dan Business Head of eRecycle, Dicky Wiratama menjelaskan bahwa aplikasi berbasis seluler tersebut memungkinkan konsumen Garnier Indonesia untuk menyerahkan sampah plastik rumah tangga yang telah dipilah untuk ditimbang secara akurat agar nantinya dapat didaur ulang.
“Kami memiliki semangat yang sama dengan Garnier untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentignya daur ulang serta mendorong ekonomi sirkular dengan menyediakan pengelolaan plastik kemasan bekas pakai konsumen berbasis digital,” ujar Dicky.
Inovasi tersebut juga disambut dengan baik oleh Brand Ambassador Garnier, Chelsea Islan. “Saya dapat mengandalkan sistem pengelolaan sampah digital dari Garnier Green Beauty dan eRecycle yang dapat menyederhanakan upaya saya dalam pengelolaan sampah di rumah. Berkat Garnier, sekarang saya bisa mulai recycling sambil social distancing.”
Tak hanya secara online, Garnier juga menyediakan Green Beauty Box sebagai tempat pengumpulan sampah di 19 gerai Hero Group di seluruh Jabodetabek. Selain daur ulang sampah, Garnier juga bekerjasama dengan Tokopedia dan Sirclo untuk menyediakan pengiriman dengan meminimalkan penggunaan kemasan plastik untuk setiap transaksi di official store resmi di Tokopedia.
Upaya tersebut guna mencapai target Garnier pada tahun 2021 mendatang yaitu mengajak 25 ribu konsumen untuk mengikuti program daur ulang serta mengumpulkan dan mendaur ulang 100 ton sampah plastik per tahun.