Garnier Green Beauty Ajak Masyarakat Mengolah Sampah Plastik

Image title
Oleh Melati Kristina Andriarsi - Tim Riset dan Publikasi
16 November 2020, 13:27
Ilustrasi Sampah Plastik
123rf.com/Jozef Polc

Sampah plastik di Jakarta meningkat selama Covid-19. Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemprov DKI Andono Warih, peningkatan tersebut disebabkan oleh kebiasaan berbelanja online dan layanan antar makanan siap saji yang menggunakan kemasan plastik.  “Selama pandemi, terjadi peningkatan frekuensi berbelanja daring. Dampaknya, sampah plastik pembungkus paket turut meningkat,” ujar Andono dilansir dari Detik (1/7/2020).

Sementara data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan sampah plastik di Indonesia pada 2016 mencapai 10,6 juta ton atau sekitar 16 persen dari keseluruhan timbulan sampah. Bila tidak dikelola dengan baik, jumlah sampah plastik yang mengalir ke lautan diproyeksikan naik hingga tiga kali lipat pada tahun 20 tahun mendatang. Penelitian dari The Pew Charitable Trust dan SYSTEMIQ memperkirakan sebanyak 29 ton plastik akan masuk ke laut pada tahun 2040.

Di sisi lain, peran masyarakat dalam mendaur ulang sampah masih minim. Menurut Data Sustainable Waste Indonesia pada 2017 lalu, sampah yang sudah didaur ulang hanya sebesar 7 persen sedangkan sisanya berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) bahkan dibuang sembarangan. Adapun survei Katadata Insight Center (KIC) pada 2019 menunjukkan sebanyak 50,8 persen responden di lima kota besar Tanah Air tidak memilah sampah. 79 persen dari responden tersebut enggan memilah sampah karena tidak ingin repot.

Pengelolaan Sampah 2017
Sumber: Sustainable Waste Indonesia

Melihat tantangan tersebut, Garnier sebagai merek kecantikan terdepan di Indonesia berkomitmen untuk mengatasi permasalahan sampah plastik. Pelopor industri kecantikan berkelanjutan tersebut turut mengajak konsumen bergabung dalam program Garnier Green Beauty dalam mendaur ulang sampah plastik. General Manager Consumer Products Division L’Oréal Indonesia, Manashi Guha, menjelaskan bahwa Garnier berinovasi menghadirkan daur ulang sampah plastik secara praktis dan selaras dengan protokol menjaga jarak selama pandemi.

“Kami berkolaborasi dengan eRecycle dan KLHK dalam mengedukasi dan membantu konsumen memiliki pilihan berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari melalui daur ulang sampah baik offline maupun online,” kata Manasih dalam Zoom Press Event Garnier, Rabu (30/9).

Melalui kerja sama dengan eRecycle, Garnier menghadirkan penjemputan sampah plastik di level rumah tangga secara online berbasis aplikasi. Hingga hari ini, layanan ini baru tersedia bagi konsumen yang berdomisili di Jakarta dan Depok.  Inovasi tersebut dilakukan guna menjangkau masyarakat lebih luas khususnya generasi muda agar terlibat dalam proses daur ulang sampah plastik.

Dalam acara yang sama, Co-Founder dan Business Head of eRecycle, Dicky Wiratama mengungkapkan tak hanya dapat menjemput sampah yang akan didaur ulang, aplikasi eRecycle juga membantu penggunanya untuk mengetahui jenis sampah yang dapat didaur ulang.

“Selain daur ulang online melalui aplikasi, kami juga menyediakan pengambilan sampah di 19 gerai Hero dan Giant Jabodetabek. Kami menerima sampah kertas, botol kaca, dan plastik yang kemudian akan dikirim ke pabrik daur ulang,” jelas Dicky.

Dari pengumpulan tersebut, beragam jenis sampah anorganik termasuk sampah plastik diolah menjadi pallet, eco-bricks, furnitur rumah tangga, hingga kemasan baru ramah lingkungan. Garnier juga bermitra dengan Bank Sampah Induk Rumah Harum Depok serta pabrik daur ulang lainnya dalam mengolah sampah yang terkumpul.

Kemudahan dan inovasi yang diberikan Garnier merupakan salah satu upaya Garnier guna meningkatkan peran masyarakat dalam mengolah sampah plastik di tingkat rumah tangga. Kedepannya, Garnier menargetkan 25 ribu masyarakat untuk bergabung dalam gerakan mengumpulkan dan mendaur ulang 100 ton sampah plastik per tahunnya.

Selain menggiatkan program daur ulang, Garnier juga berkomitmen untuk menghemat 402 ton plastik baru di tahun 2022 serta memanfaatkan kemasan daur ulang untuk menghentikan penggunaan plastik baru di tahun 2025 mendatang.

Aktor sekaligus Brand Ambassador Garnier Indonesia, Joe Taslim, setuju dengan inisiatif Garnier dalam mengajak masyarakat turut serta mengolah limbah plastik. Ia berpendapat bahwa tanggung jawab menjaga lingkungan bukan hanya tugas pemerintah melainkan masyarakat. “Ini jadi tanggung jawab kita semua, tidak hanya KLHK tapi kita semua masyarakat Indonesia yang terlibat dalam penggunaan plastik,” jelas Joe, Rabu (30/9)

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Video Pilihan
Loading...

Artikel Terkait