5 Jenis Ular Terbesar di Dunia, dari Anakonda Hijau sampai King Kobra
Perlu diketahui, ular ini dikenal agresif. Itulah kenapa mereka tidak populer sebagai ular peliharaan.
3. Amethystine Python
Python amethystine (Morelia amethistina) dapat tumbuh hingga panjang 27 kaki dan berat 33 pon. Ukuran betina biasanya lebih besar dari jantan.
Reptil ini hidup di Indonesia, Papua Nugini, dan Australia. Habitatnya meliputi hutan tropis, sabana, dan semak belukar. Status konservasi ular ini adalah least concern dengan populasi yang stabil.
Ular Sanca amethystine menggunakan taktik "duduk dan menunggu" untuk menangkap mangsa. Mereka akan diam dan menunggu di tempat di mana sisik mereka memungkinkan untuk berbaur dengan lingkungan, lalu menyerang dengan kecepatan tak terduga dan menerkam mangsa mereka yang malang.
Ular Sanca amethystine betina bertelur hingga 20 butir dalam satu musim. Meskipun tampaknya sedikit dibandingkan dengan spesies python lain yang dapat bertelur hingga 100 telur sekaligus, jumlah scrub python tetap stabil.
4. Burmese Python
Python Burma (Python bivitattus) adalah salah satu spesies ular terpanjang dan terbesar yang merayap di bumi ini. Ular asli Asia Tenggara ini memiliki panjang hingga 23 kaki dan berat mencapai 350 pon.
Ular Sanca burma ini menguasai segala medan. Ketika muda, mereka menjalani gaya hidup arboreal, terutama nongkrong di pohon. Namun, saat dewasa, dengan ukuran dan berat yang meningkat, mereka menjadi penghuni tanah.
Python burma tergolong perenang andal. Mereka mampu menahan napas hingga 30 menit selama berada di dalam air. Hal ini membuat mahluk air tidak aman dari ancaman predator tak berkaki ini.
Ular Sanca burma hidup menyendiri, hanya bertemu selama musim semi untuk kawin. Betina bertelur hingga 100 telur, yang membutuhkan waktu tiga bulan untuk mengerami. Sayangnya, karena perburuan yang merajalela, ular ini dianggap sebagai spesies yang terancam punah.
5. King Kobra
Seekor King kobra (Ophiophagus hannah) sepanjang 5,54 meter pernah ditemukan di negara bagian Negeri Sembilan di Semenanjung Malaya pada 1937. Namun, reptil berbisa dan berbahaya ini memiliki panjang rata-rata 3,7-4,6 meter.
Panjang tubuh mereka akan jelas terlihat ketika mereka merasa terancam atau perlu melihat di atas rerumputan atau semak yang tinggi. Mereka akan mengangkat bagian depan tubuh mereka sampai sekitar satu meter dari tanah.
Dalam posisi seperti ini, King kobra dapat mengejar musuh mereka sambil mendesis dan meratakan tulang rusuk leher sebagai taktik menakut-nakuti musuh mereka. Namun, walaupun menyeramkan, King kobra lebih sering melarikan diri daripada bertarung habis-habisan dengan musuhnya.