Sinopsis Novel Love In Paris, Kisah tentang Kegaluan Hati
Diantara berbagai macam genre novel, romance selalu berhasil menarik perhatian para pembaca Melihat antusiasme ini, banyak penulis khususnya penulis muda mengangkat kisah romance sebagai tema utama novel mereka.
Hal ini pula yang diterapkan oleh Silvarani melalui novel nya “Love in Paris”. Rilis pada tahun 2016, buku ini merupakan salah satu dari keempat buku pertama yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama di bawah seri “Around The World With Love”.
Dalam novel ini, Silvarani mencoba ,mengangkat kisah karakter utama yang berusaha untuk move-on dari mantan pacarnya serta upayanya untuk terlepas dari label anak manja. Tidak hanya itu, novel ini juga mengangkat kisah perjalanan spiritual seseorang untuk kembali ke jalan yang benar. Sesuai dengan judulnya, pastinya novel ini akan mengajak Anda berkeliling kota Paris melalui sudut pandang dari sang karakter utama.
Bila Anda ingin membaca novel dengan kisah romansa yang ber-setting di kota seperti Paris, maka sudah seharusnya Anda segera membaca novel ini. Tidak hanya romantis, novel ini namun juga terdapat banyak pesan moral yang bisa Anda petik . Berikut ini sinopsis novel Love in Paris.
Sinopsis Novel Love In Paris
Novel ini menceritakan kehidupan Sheila Adeeva Djayanti, gadis berusia 18 tahun yang sangat menyukai segala hal dari kota Paris yang menurutnya berkelas dan romantis. Namun, semakin bertambah dewasa, ia mulai menyadari bahwa kota Paris tak benar-benar romantis seperti yang dulu ia pikirkan.
Hal ini dikarenakan sejak kecil ia lebih sering mendengar kejadian aneh yang terjadi di kota itu. Misalnya, kisah tentang anak sahabat mamnya yang ditinggal nikah oleh tunangannya atau kisah tentang kakak teman sekelasnya yang pernah melihat seorang gadis gantung diri yang membuat Sheila merasa kota Paris tidak lagi romantis di matanya.
Kisah bermula dari Sheila yang harus putus dari pacarnya Sony karena Sony tidak mau menjalani LDR atau Long Distance Relationship dengan Sheila yang akan kuliah di kota Paris untuk mengejar impiannya. Sedih akan perpisahannya dengan Sony, Sheila pun masih sering stalking akun Instagram Sony selama ia berada di sana.
Namun, disaat yang sama, Sheila berusaha untuk move-on dan mencoba kembali menjalani kehidupannya. Tak disangka, ia bertemu dengan Leon, seorang fotografer profesional yang juga merupakan teman masa kecil Abel, kakak Sheila.
Tentu saja Sheila dengan senang dengan pertemuan mereka berdua. Ia pun kembali teringat sosok Leon yang baik hati dan bahkan pernah menjadi imam sholat. Sayangnya, pergaulan di Prancis telah mengubah Leon.
Sheila pun berharap ia bisa membawa Leon kembali ke jalan yang benar. Kebersamaan yang sering mereka jalin perlahan membuka mata Leon akan indahnya menjadi seorang muslim. Ia pun kembali belajar sholat dan mengaji. Perubahan ini tentu saja memuat Sheila merasa senang dan bannga.
Sayangnya, sheila harus menelan kekecewaan ketika ia menyadari pikiran yang mencengangkan dari Leon tentang Islam. Leon juga perlahan kembali ke kehidupan lamanya.
Lalu, apakah Sheila akan terus setia berada di sisi Leon? Apakah Leon bersungguh sungguh ingin menjadi muslim yang baik? Akankah Paris menjadi tempat Sheila untuk bisa mewujudkan impiannya?
Kutipan dari Novel Love In Paris
Novel “Love in Paris” adalah novel yang mengangkat kisah percintaan yang bersetting di kota Paris yang terkenal akan romantisme nya. Ada bisa membacnaya dalam setiap kutipan yang ada di dalam novel.
Tidak hanya romantis, setiap kutipan nya juga menyelipkan pesan bernuansa religi yang bisa Anda jadikan renungan. Berikut beberapa kutipan dari novel ini
“Mencari jalan keluar dari jalan buntu itu cuma buang-buang waktu. Lebih gampang kalau kita keluar lagi dari jalan itu dan mencari jalan yang baru…”
“Memang, hidayah sulit dicari, tetapi sesungguhnya bertebaran dimana-mana. Pilihannya ada di tangan manusia. Ingin mengambilnya atau tidak mempedulikannya.”
“…Tapi, setelah aku kenal dan tahu pemikiran kamu, aku jadi tahu kenapa orang-orang Islam itu nggak maju! Itu karena kalian terlalu konservatif! Kalian cepat memandang negatif orang! Kalian terlalu merasa suci dan merasa jijik bergaul dengan komunitas di luar bagian kalian! Salah satunya adalah orang yang banyak dosa macam aku begini! Akibatnya, kalian tidak pernah tahu hal-hal yang terjadi di luar pemahaman kalian! Kalian tidak open minded!”
“Buktinya, ada jajaran lukisan yang menggambarkan peristiwa sejarah Prancis kayak gini. Para pengunjungnya pun banyak. Berarti, masyarakat Prancis itu sadar dan menghargai bahwa hari ini tidak akan ada tanpa kemenangan di hari kemarin.”
“Tuhan kan udah menciptakan otak yang luar biasa buat manusia untuk berpikir. Jadi, rasanya rugi kalau kita membatasi kegunaannya dengan tidak berpikir macam-macam.”
“Aku kagum sama orang Prancis.”…”Mereka begitu menghargai apa yang mereka miliki. Mereka juga menjaga semua peninggalan leluhur mereka."