Rawan Penyakit, KKP Siapkan Strategi Pengendalian Kesehatan Lingkungan

Michael Reily
27 Februari 2018, 16:41
Pusat Perikanan Nasional
ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Ikan Napoleon (Chielinus Undulatus) berada di keramba di pulau Sedanau, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (3/8).

Berbagai kasus kematian ikan massal kerap muncul khususnya di perairan umum seperti di Danau Maninjau dan Waduk Cirata. Penyebabnya karena ada penurunan kualitas dan daya dukung lingkungan.

KKP mencatat, pada 2016 setidaknya terdapat sekitar 4.725 ton ikan mati atau sekitar 0,95% dari total produksi budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) air tawar nasional. Dengan asumsi harga ikan Rp 10 ribu per kilogram, jumlah ini diperkirakan menelan kerugian ekonomi hingga mencapai Rp 47,25 miliar.

(Baca juga:  Setop Penenggelaman Kapal, Kalla: Ada Protes dari Negara Lain)

Karenanya, Tim Kerja Penanganan Kematian Massal Ikan terus melakukan langkah antisipatif dan pengendalian terhadap kematian massal ikan. Alasannya, Kematian massal ikan tersebut juga berpotensi menurunkan produksi perikanan budidaya yang berasal dari KJA perairan umum hingga 23,5%.

Di samping itu, KKP juga telah menyiapkan strategi yang tertuang dalam dokumen National Strategy on Aquatic Animal Health and Environment. Dokumen diberikan langsung oleh representatif Food and Agriculture Organization (FAO), Mark Smulders.

Smulders menyampaikan bahwa dokumen tersebut merupakan salah satu keluaran dari kerjasama KKP-FAO dalam proyek TCP/INS/3402 dalam membangun dan meningkatkan kapasitas pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan Indonesia. "Saya berharap strategi pengelolaan ini dapat diimplementasikan untuk mengurangi risiko serangan penyakit ikan dan upaya pengendalian lingkungan,” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...