Pemerintah Butuh Dua Tahun Siapkan Pabrik Garam di NTT

Michael Reily
8 Agustus 2017, 18:59
Petani Garam
ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

Perkiraan produksi itu apabila menggunakan teknologi yang lebih mutakhir yang dikembangkan BPPT.  Teknologi ini berbeda dengan proses pengerukan garam yang masih memakai teknologi evaporasi dari matahari. "Sekarang masih harus bergantung sekali sama cuaca," kata Sigit.

 (Baca: Investasi Garam Terkendala Pembebasan Lahan)

Saat ini kebutuhan domestik untuk garam industri sebesar 3,2 juta ton sementara kebutuhan garam konsumsi nasional sekitar satu juta ton. Produktivitas garam petani adalah 70 sampai 80 ton per hektar. 

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan Brahmantya Satyamurti menyebutkan beberapa lahan yang dapat digunakan tersebar di wilayah Teluk Kupang, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Sabu Raijua, dan Kabupaten Rote Ndao.

Pemerintah merencanakan BUMN PT Garam yang akan mengelola pabrik.  Namun, pemerintah tidak menutup kesempatan bagi pihak swasta yang tertarik. "Potensi riilnya berapa nanti akan dieksekusi dan dirapatkan lagi," kata dia.

Kawasan Nusa Tenggara Timur yang mirip dengan iklim di Australia dianggap potensial untuk mengembangkan industri garam.

Musim hujan yang berkepanjangan membuat pemerintah mengimpor garam konsumsi sebanyak 75 ribu ton. Rencananya, garam impor tersebut akan sampai melalui pelabuhan Ciwandan (Banten), Tanjung Priok (Jakarta), dan Belawan (Sumatera Utara) pada 10 Agustus.

(Baca: Pemerintah Siap Kirim Pasokan Garam dari NTT)

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...