Jokowi Target Tak Ada Lagi Kemiskinan Ekstrem di Indonesia pada 2024
Presiden Joko Widodo menargetkan tidak ada kemiskinan ekstrem di Indonesia pada 2024. Dia pun menginginkan tak ada lagi penduduk Indonesia yang pendapatannya kurang dari US$ 1,9 per hari.
Merujuk data Bank Dunia, saat ini jumlah penduduk dengan kemiskinan ekstrem di Indonesia sebesar 9,91 juta jiwa. Angka tersebut setara 3,371% terhadap total penduduk di Indonesia.
“Kami harapkan di 2024 untuk kemiskinan ekstrem ini kami bisa pada berada posisi nol,” ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (4/3).
Untuk mengentaskan kemiskinan, Jokowi meminta adanya pemetaan penduduk yang akura, sehingga program yang dimiliki pemerintah saat ini bisa menyasar target yang tepat. Dia juga meminta strategi pengentasan kemiskinan terkonsolidasi dengan baik.
(Baca: Jokowi Minta APBD dan Dana Otsus Aceh untuk Pengentasan Kemiskinan)
Dia pun menilai berbagai intervensi pemerintah melalui JKN-KIS, PKH, BPNT, dan Kartu Sembako telah diimplementasikan dengan baik. “Kemudian bagaimana intervensi dari sisi program untuk mendorong pendapatan warga miskin, baik itu yang namanya KUR, Mekaar, Bank Wakaf Mikro, Dana Desa, UMi, saya kira bisa disasar ke sana,” kata Jokowi.
Kepala Negara pun meminta agar BUMN bisa membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan di Indonesia, mislanya melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN.
Tak hanya itu, dia pun menginginkan swasta turut membantu pengentasan kemiskinan melalui program tanggung jawab sosial (CSR). “Kalau ini betul-betul bisa kita lakukan terkonsolidasi, saya yakin angka nol tadi bisa kita lakukan,” ucapnya.
Selain Data Bank Dunia, Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat persentase penduduk miskin pada September 2019 sebesar 9,22%.
(Baca: Pemerintah Targetkan Angka Kemiskinan Turun Hingga 6,5%-7% pada 2024)
Angka ini menurun 0,19% terhadap Maret 2019 dan 0,44% terhadap September 2018. Persentase penduduk miskin di perdesaan lebih besar daripada di perkotaan dengan masing-masing sebesar 12,6% dan 6,56%.
Adapun jumlah penduduk miskin pada September 2019 mencapai 24,79 juta orang. Angka ini menurun dibandingkan Maret 2019 yang sebesar 358,9 ribu dan September 2018 yang sebesar 888,7 ribu. Jumlah penduduk miskin di perkotaan sebesar 9,86 juta, sedangkan di perdesaan sebesar 14,93 juta.
Angka kemiskinan dalam lima tahun pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo menunjukkan tren penurunan seperti terlihat pada grafik databoks berikut.