Stafsus Jokowi Paparkan Program Penurunan Kemiskinan 7 Era Presiden RI

Rizky Alika
25 Oktober 2018, 18:17
Kemiskinan
Arief Kamaludin|KATADATA
Aktivitas keseharian warga di pemukiman padat penduduk Kampung Dao, Jakarta.

Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika mengatakan seluruh program pemerintah sejak era presiden pertama hingga saat ini telah memberikan kontribusi terhadap capaian angka kemiskinan. Ia pun meminta publik tidak membandingkan capaian angka kemiskinan tiap era karena situasi yang dihadapi berbeda.  

"Jadi secara keseluruhan, kemiskinan yang sekarang level 9,82% itu keseluruhan komitmen negara kita dari merdeka sampai hari ini," kata Erani dalam Seminar Nasional Official Statistics 2018 di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, Jakarta, Kamis (25/10). (Baca juga: Realitas di Balik Keberhasilan Menekan Angka Kemiskinan)

Ia pun membahas beragam program pengurangan kemiskinan di tujuh era presiden. Pada era Presiden Soekarno tahun 1945-1969, pembangunan berorentasi untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan merata. Soekarno tercatat membuat kebijakan reformasi lahan serta pemenuhan kebutuhan pokok rakyat melalui Pembangunan Nasional Berencana Delapan Tahun.

Kemudian, pada masa Presiden Soeharto tahun 1970-1998, ada beberapa program pengentasan kemiskinan, yaitu program Inpres Desa Tertinggal, bantuan kesejahteraan fakir miskin, keluarga muda mandiri, peningkatan peranan wanita dan pembinaan karang taruna, serta asistensi keluarga miskin.

(Baca juga: Tertinggi Kelima di Dunia, 1% Orang Terkaya Kuasai 46,6% Harta di RI)

Selain itu, Soeharto juga membuat program peningkatan intensifikasi pertanian tanaman pangan, program pendidikan dan kesehatan, pembinaan usaha kecil - kredit candak kulak, program transmigrasi, Tabungan Kesejahteraan Keluarga (Takesra) dan Kredit Usaha Kesejahteraan Keluarga (Kukesra).

Menurut Erani, pada era orde baru tersebut, angka kemiskinan turun drastis terutama karena pemerintah fokus pada sektor pertanian lewat Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Pada 1983, Indonesia mampu swasembada beras.

Era pemerintahan Soeharto telah menurunkan angka kemiskinan dari 60% pada 1970 menjadi kisaran 13-14% pada tahun 1993. "Artinya selama 23 tahun angka kemiskinan berkurang 46%," ujarnya.

Pencapaian tersebut, menurut dia, menjadi contoh bagi negara lain karena pertumbuhan ekonomi juga dapat mencapai 7%. Pertumbuhan ekonomi itu mencerminkan pemerataan pendapatan yang baik.

(Baca juga: Survei INFID: Ketimpangan Penghasilan Paling Tinggi)

Namun kemudian, terjadi lonjakan angka kemiskinan yang cukup signifikan pada 1997-1998 lantaran adanya krisis pada sektor moneter, perbankan, sosial dan pangan. Sejak itu, upaya menekan angka kemiskinan berbenturan dengan beberapa hal, terutama kenaikan harga minyak dunia di tengah produksi minyak Indonesia yang semakin rendah.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...