Proyek Kedung Keris Beroperasi, Produksi Blok Cepu Bisa 220 Ribu BOPD
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas menyatakan proyek Lapangan Kedung Keris yang dioperasikan ExxonMobil mulai beroperasi pada awal pekan ini. Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan proyek tersebut bakal menambah produksi minyak Blok Cepu sebesar 5.000 barel per hari (bopd).
Jika produksinya sudah stabil, Lapangan Kedung Keris bisa menghasilkan minyak hingga 10 ribu bopd. "Mulai open choke sekitar tiga atau empat hari yang lalu, tetapi sekarang masih proses stabilisasi," kata Julius ke katadata.co.id pada Rabu (27/11).
Nantinya, produksi Lapangan Kedung Keris bakal dialirkan ke Central Processing Facility (CPF) yang berada di Lapangan Banyu Urip. Dengan begitu, produksi Blok Cepu dari dari Lapangan Kedung Keris dan Lapangan Banyu Urip bisa mencapai 220 ribu BOPD.
(Baca: Dua Proyek Baru Gagal Produksi, Lifting Migas 2019 Diproyeksi Turun)
"Kedung Keris sudah produksi dialirkan melalui CPF Banyu Urip yang punya izin AMDAL untuk produksi 220 ribu bopd," kata Julius.
Dari data SKK Migas, rata-rata produksi siap jual atau lifting minyak dari Blok Cepu mencapai 216 ribu bopd. Realisasi lifting minyak sesuai dengan target APBN tahun ini.
ExxonMobil pun semakin meneguhkan posisinya sebagai penyumbang utama lifting minyak Indonesia. Sejak semester pertama tahun lalu, ExxonMobil menggeser posisi Chevron Indonesia di Blok Rokan sebagai kontraktor dengan capaian lifting minyak tertinggi nasional.
Kala itu, SKK Migas mencatat lifting minyak Blok Cepu mencapai 209,9 ribu bopd .Di urutan kedua Chevron Pacific Indonesia dengan lifting 207,15 ribu bopd dan PT Pertamina EP sebanyak 70 ribu bopd di posisi ketiga.
Padahal, per akhir Mei 2018, lifting Blok Rokan masih 212.316 bopd dan menjadi penyumbang terbesar. Adapun, saat itu, lifting Blok Cepu 209,2 ribu bopd . Data selengkapnya terkait lifting minyak 10 kontraktor migas utama dalam grafik Databoks di bawah ini: