Mahendra Siregar, Tiga Kali Jabat Wakil Menteri di Era Dua Presiden

Hari Widowati
28 Oktober 2019, 13:06
mahendra siregar, wakil menteri luar negeri, profil mahendra siregar, diplomat karier, Presiden Jokowi, Presiden SBY, berita terkini hari ini
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Wakil Menteri Luar Negeri, Mahendra Siregar di Istana Merdeka, Jakarta Pusat (25/10/2019). Mahendra sebelumnya menjabat sebagai Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat.

Setelah dua kali menjadi wakil menteri, SBY meminta Mahendra memimpin Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Ia menggantikan M. Chatib Basri yang ditunjuk menjadi menteri keuangan.

Mahendra sudah teruji dalam diplomasi dan hubungan internasional sehingga ia dinilai mampu menarik lebih banyak investasi asing ke Indonesia. Setelah dilantik sebagai kepala BKPM, Mahendra segera mengatasi masalah kepastian hukum dan minimnya infrastruktur yang sering dikeluhkan para investor. Ia juga meminta para kepala daerah berkomitmen memajukan investasi di daerah masing-masing.

Sebelum menjadi wakil menteri di Kabinet Indonesia Maju, Mahendra bertugas sebagai duta besar RI untuk Amerika Serikat (AS). Ketika memulai tugasnya di AS, Mahendra bertemu dengan Presiden Donald Trump untuk membahas peningkatan hubungan kedua negara. "Indonesia dan AS adalah negara demokratis dan majemuk yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, toleransi, dan supremasi hukum," kata Mahendra, Senin (8/4), seperti dikutip Kompas.com.

(Baca: Tunjuk 12 Wakil Menteri, Kadin Nilai Jokowi Ingin Hasil yang Cepat)

Diplomasi Ekonomi Jadi Pesan Utama Jokowi

Hanya berselang tujuh bulan setelah penugasannya sebagai duta besar, ia diminta kembali ke Indonesia untuk menjadi wakil menteri luar negeri oleh Jokowi. Ketika dipanggil ke Istana Kepresidenan, Mahendra mengaku diminta meningkatkan kualitas promosi investasi dan perdagangan luar negeri.

Perang dagang yang terjadi antara AS dan Tiongkok harus bisa didorong menjadi peluang bagi Indonesia di bidang perdagangan. Jokowi juga meminta Mahendra menyelesaikan pengkajian produk Generalized Systems of Preference (GSP) dengan AS. Hasil kaji ulang GSP dapat meningkatkan nilai perdagangan Indonesia dengan AS hingga US$ 25 miliar dalam 2-5 tahun ke depan.

Misi lainnya adalah soal diplomasi sawit di dunia internasional. Ekspor sawit Indonesia bisa mencapai US$ 25 miliar. Indonesia pun bisa menghemat US$ 10 miliar jika mampu menjaga keberlangsungan industri sawit.

(Baca: Jokowi Resmi Lantik 12 Wakil Menteri di Kabinet Indonesia Maju)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...