SKK Migas Desak Pertamina dan Chevron Sepakati Transisi Blok Rokan
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berharap Pertamina dan Chevron Pacific Indonesia segera bersepakat terkait transisi Blok Rokan. SKK Migas pun menargetkan kesepakatan tersebut dapat rampung pada akhir November 2019.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto SKK Migas perlu menyusun program kerja dan anggaran atau work program & budgeting (WP&B) Blok Rokan. Makanya SKK Migas berharap proses kesepakatan terkait transisi Rokan bisa segera rampung.
"Nanti mana kala ini sudah, kami akan minta tambahan dari Pertamina, apa yang akan mereka kerjakan," kata Dwi.
Pertamina berencana mengebor banyak sumur di Blok Rokan. Namun Dwi belum bisa merinci berapa jumlah sumur yang bakal dibor oleh perusahaan plat merah tersebut.
"Besar. Mudah-mudahan awal November kami bisa input kira-kira tambahan dari Pertamina berapa mengebornya tahun depan," ujarnya.
(Baca: Hingga September, Lifting Migas Hanya Capai 89% dari Target APBN)
Pertamina memang harus segera investasi untuk menjaga keandalan produksi Blok Rokan. Dengan begitu, Pertamina bisa mempertahankan produksi Blok Rokan ketika alih kelola dan tidak mengulangi penurunan produksi seperti yang terjadi di Blok Mahakam.
"Itu Mahakam kan seperti trauma bagi kami, jangan sampai itu terjadi. Mudah-mudahan satu setengah tahun bisa menghindari itu," ujar Dwi.
Sebelumnya, Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu mengatakan pihaknya rutin berdiskusi dengan Chevron maupun SKK Migas. Dalam diskusi tersebut dibahas tentang rencana pengeboran beberapa sumur di tahun depan.
Selain pengeboran, Pertamina juga akan membangun pipa minyak baru di Blok Rokan. Dharmawan menyebut Pertamina sudah memulai tahap Front End Engineering Design (FEED) untuk proyek pipa. Pertamina berharap konstruksi bisa dilakukan pada akhir 2019 sehingga proyek tersebut bisa selesai pada 2021.
Blok Rokan merupakan blok minyak dengan produksi kedua terbesar di Indonesia. Blok seluas 6.220 kilometer persegi ini memiliki 96 lapangan minyak dimana tiga lapangan di antaranya berpotensi menghasilkan minyak sangat baik, yaitu Lapangan Duri, Minas dan Bekasap.
(Baca: Pertamina Serius Terapkan EOR Secara Penuh di Blok Rokan)
Biarpun masih menjadi penyumbang produksi minyak terbesar kedua di Indonesia, namun produksi Blok Rokan terus turun dari tahun ke tahun. Pertamina pun ditantang untuk bisa meningkatkan kembali Blok Rokan ketika alih kelola pada 2021 mendatang. Selengkapnya pofil produksi Blok Rokan dalam grafik Databoks berikut ini :