SKK Migas Prediksi Potensi Cadangan Gas Blok Mahakam Masih Ada 10 TCF
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan potensi cadangan gas Blok Mahakam masih cukup besar. Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman menyebut setidaknya ada potensi sebesar 10 triliun kaki kubik (TCF) di blok migas tersebut.
Namun dari potensi sebesar itu, Pertamina Hulu Mahakam (PHM) baru dapat menemukan cadangan terbukti sebesar 2 TCF. "PHM ada 10 TCF cadangannya dan baru mau di unlock sekitar 2 TCF. Sisanya mesti dicari cara agar ekonomis," ujar Fatar kepada Katadata.co.id, Rabu (25/9).
Lebih lanjut Fatar mengatakan PHM tengah mempelajari sisa potensi cadangan di Blok Mahakam. Sebab, tidak mudah untuk membuktikan potensi cadangan migas. "Yang 2 TCF saja perlu effort besar. Saya yakin PHM pasti sedang mempelajari itu," ujar Fatar.
(Baca: Pertamina Hemat Biaya 37% dengan Pengeboran Tanpa Rig di Blok Mahakam)
PHM pun telah memulai pengadaan alat untuk kegiatan pengeboran sumur eksplorasi di Blok Mahakam pada tahun depan. Pengeboran sumur eksplorasi dilakukan untuk menemukan cadangan migas baru.
Rencananya, PHM akan mengebor dua sumur eksplorasi di Lapangan Tunu dan satu lagi di Lapangan Peciko Blok Mahakam. Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu mengatakan pengeboran akan dilakukan pada kuartal III 2020.
“Potensinya kalau berhasil bisa ekonomis. Ini kembali masalah eksplorasi, dia bisa jadi game changer, Insya Allah kalau berhasil, tunggu episode selanjutnya,” ujar Dharmawan saat ditemui di Gedung Pusat Pertamina, Senin lalu.
Selain melakukan pengeboran dua sumur eksplorasi, PHM berencana mengebor 200 sumur pengembangan pada 2020. “Jadi namanya recovery, faktornya ditingkatkan, tapi yang tradisional tetap dilakukan, pengeboran sampai dengan 200 sumur,” kata Dharmawan.
Seperti diketahui, hingga awal September 2019, PHM telah merampungkan pengeboran 80 sumur di Blok Mahakam. Ini artinya, realisasi pengeboran telah mencapai sekitar 68% dari target yaitu 118 sumur.
(Baca: Lifting Migas Rendah, Pemerintah Bandingkan Pertamina vs Operator Lama)