Upaya Memadamkan Kebakaran Hutan, Racun Api hingga Hujan Buatan

Hari Widowati
18 September 2019, 11:22
kebakaran hutan dan lahan, kabut asap, upaya pemadaman karhutla, racun api, waterbomb, hujan buatan
ANTARA FOTO/Ahmad Rizki Prabu
Tim Manggala Agni memadamkan kebakaran lahan gambut di desa Pulau Semambu, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Selasa (6/8/2019). Presiden Joko Widodo menginstruksikan kesejumlah instansi terkait untuk segera mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang intensitasnya meningkat dibanding tahun 2018.
Karhutla di Muara Pawan Ketapang
Karhutla di Muara Pawan Ketapang (ANTARA FOTO/HO/Heribertus)

4. Pemadaman karhutla dengan helikopter yang membawa waterbomb

Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di pegunungan, daerah yang sulit dijangkau atau lahan yang terbakar terlalu luas membutuhkan bantuan helikopter untuk memadamkannya. Seperti kebakaran yang terjadi di hutan Gunung Arjuno, Jawa Timur.

Penyebaran api diatasi dengan cara menjatuhkan bom air (waterbomb) dari helikopter. Topografi gunung Arjuno cukup variatif dan mendekati ekstrem karena tebingnya yang curam sangat sulit dijangkau mobil damkar. Pemantauan dilakukan melalui citra satelit Landsat 8 OLI/TIRS yang digabungkan dengan data luas titik api yang tersebar di hutan seluas 3 ribu ha.

Pemanfaatan helikopter yang menjatuhkan bom air ini juga sukses mengurangi titik api pada kebakaran yang pernah terjadi di sejumlah wilayah di Riau pada akhir Februari lalu. Sedikitnya terdapat 6 helikopter dari berbagai pihak yang diturunkan untuk mengangkut air lalu menyemburkannya di titik api. Helikopter-helikopter itu antara lain milik TNI 3 unit, TMC 1 unit, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 1 unit, dan Sinarmas 2 unit.

(Baca: Iritasi hingga Kematian Menghantui Korban Terdampak Asap Karhutla)

5. Pemadaman dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan

Penanganan kebakaran hutan yang terjadi di Riau juga diselesaikan dengan metode penyemaian benih hujan buatan. Cara ini berdampak signifikan terhadap berkurangnya titik api. Hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Wisnu Widjaja.

"Hujan buatan dalam satu hari saja mampu menekan munculnya titik api untuk beberapa hari kemudian. Makanya, kita sangat terbantu dengan adanya hujan buatan ini, tapi tergantung faktor kondisi awan juga," ungkapnya di kantor BNPB, Jakarta Timur, Kamis (28/2).

Penyemaian Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan dipersiapkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan menyiapkan 17 ton bibit hujan. Penyemaian dilakukan dengan bantuan Pesawat Cassa 212 milik TNI AU.

(Baca: Jokowi Tetapkan Siaga Darurat di Riau Akibat Kebakaran Hutan Meluas)

Hujan buatan berfungsi untuk merangsang awan sehingga dapat menghadirkan air lebih cepat. Kondisi tergantung pada kondisi awan karena proses pembibitan hujan membutuhkan awan kumulus yang aktif. Untuk diketahui, proses hujan buatan ini mempercepat proses fisika pembentukan benih-benih hujan yang ada di awan.

Dalam wawancara dengan Metrotv dua hari yang lalu, Ketua BNPB Dwikorita Karnawati mengatakan, proses modifikasi cuaca di beberapa wilayah karhutla, seperti di Palembang dan Kalimantan terkendala minimnya awan. Proses pembibitan hujan membutuhkan konsentrasi awan sebesar 60%. Oleh karena itu, tidak semua wilayah yang mengalami karhutla bisa ditangani dengan modifikasi cuaca atau hujan buatan tersebut.

Penyumbang bahan: Abdul Azis Said (Magang)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...