Catatan Sejarah Gempa Bumi yang Pernah Mengguncang Bali

Image title
Oleh Abdul Azis Said
12 Agustus 2019, 17:37
gempa hari ini, gempa bali, sejarah gempa, penyebab gempa bali
ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF
Ilustrasi. BMKG menginfokan dua kejadian gempa bumi di Bali pagi tadi, Senin (12/8). Lokasinya di barat daya Jembrana. Gempa pertama bermagnitudo 4,9. Kemudian lindu kedua terjadi 43 menit kemudian dengan magnitudo 5,0.

(Baca: Pemerintah Bakal Bentuk Badan Khusus untuk Kelola Dana Bencana)

Gempa kala itu diperkirakan juga terasa hingga Surabaya di wilayah barat dan Lombok dan Bima di belahan timur. Berdasarkan catatan Badan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) Amerika Serikat, kejadian Gejer Bali telah mengakibatkan 1.200 orang meninggal akibat gempa dan terjangan tsunami.

Catatan sejarah lainnya oleh AAN Sentanu yang diarsipkan di Museum Puri Ayodya Buleleng, Bali, menunjukkan, saat itu wilayah terdampak adalah kawasan pusat kerajaan Buleleng di Singaraja.

Dalam penanggalan tradisional, Gejer Bali terjadi pada hari Rabu Umanis Kurantil tahun Saka 1737. Singaraja yang saat itu merupakan pusat pemerintahan sekaligus pemukiman yang sentral kemudian luluh lantah akibat gempa. Bahkan dalam naskah sejarah itu juga menyebutkan gempa mengakibatkan pegunungan retak hingga longsor dengan suara yang keras menyerupai guntur.

Arsip sejarah lainnya tentang kejadian ini juga tercatat dalam kejadian sejarah milik kerajaan-kerajaan di Bali atau Babad. Dua Babad yang tersimpan di Museum Gedung Kirtya, yaitu Babad Ratu Panji Sakti  dan Babad Buleleng menyebutkan, pasca kejadian gempa pegunungan yang menjulang di wilayah Singaraja kemudian longsor, disusul datangnya gulungan air bah yang menghanyutkan kawasan pesisir.

Selain itu, Bali bagian utara juga pernah diguncang gempa berkekuatan 7 M pada abad yang sama. Tepatnya pada 13 Mei 1857. Meski berkekuatan sama dengan gempa sebelumnya, namun dilaporkan korban meninggal lebih sedikit, yaitu 36 orang.

(Baca: Mewaspadai Potensi Gempa Bumi Besar di Selat Sunda)

Pada 14 Juli 1976 gempa berkekuatan 6,5 M mengguncang wilayah barat daya Pulau Dewata. Lindu ini menyebabkan 90% rumah-rumah di Kabupaten Buleleng rusak parah.

Sebuah sekolah di Kecamatan Seririt runtuh dan menyebabkan 200 siswa terjebak di dalamnya. Kejadiannya begitu mencekam sehingga lindu ini kerap disebut Gempa Seririt.

Akibat gempa itu, sebanyak 573 orang meninggal. Empat ribu lainnya menderita luka-luka dan 450 ribu orang tak memiliki tempat tinggal.

Catatan sejarah gempa di Bali paling parah banyak terjadi di wilayah utara. Namun, banyak pula kejadian-kejadian gempa yang berpusat di wilayah selatan.

Gempa akibat subduksi lempeng di kawasan selatan yang terparah pernah terjadi pada Kamis pagi, 13 Oktober 2011. Lindu berkekuatan 6,8 skala Richter mengakibatkan kerusakan sedang di wilayah Nusa Dua, Bali dengan laporan puluhan orang luka-luka. Aktivitas tektonik tersebut berpusat di lautan dengan jarak 143 km arah barat daya Nusa Dua, Bali, pada kedalaman 10 km.

Penulis: Abdul Azis Said (Magang)

Halaman:
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...