John Mayer dan Ed Sheeran Manggung, Geliat Baru Bisnis Konser Musik RI

Michael Reily
28 Maret 2019, 11:49
Konser Gun N Roses
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Vokalis Guns N' Roses Axl Rose (kiri) dan gitaris Slash (kanan) beraksi para konsernya yang bertajuk 'Not In This Lifetime' di Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (8/11/2018). Pada konser tersebut Guns N' Roses membawakan sejumlah lagu andalannya salah satunya 'Welcome to The Jungle'.

Kedatangan John Mayer tanggal 5 April dan Ed Sheeran pada 5 Mei 2019 menandakan Indonesia sudah menjadi titik kunjungan musisi atau grup musik internasional papan atas. Sejak awal tahun, nama-nama besar juga datang dari segala penjuru dunia, mulai dari Black Pink, Dua Lipa, Kodaline, Lany, dan Lauv.

Tingginya animo masyarakat terhadap konser tunggal juga tidak membuat format konser lain seperti festival musik - banyak artis dan banyak panggung - patah arang. Java Festival Production (JFP) pun sudah sukses menggelar Java Jazz 2019 dan Ismaya Live yang terkenal dengan dua festival andalan: Djakarta Warehouse Project dan We The Fest.

President Director Java Festival Production (JFP) Dewi Gontha menyatakan semakin baik kinerja promotor, semakin bagus juga iklim industri konser. "Media untuk musisi lokal berkembang semakin banyak, musisi asing juga bakal melihat Indonesia sebagai potensi pasar yang besar," kata Dewi di Jakarta, Rabu (27/3).

(Baca: Tiga Musisi Asing Konser Bulan Ini, Tiket Blackpink Termahal)

Tak mau kalah dari Ismaya Live sebagai kompetitor, JFP juga akan menggelar Hodgepodge Superfest 2019. Meski terbilang baru, Hodgepodge merupakan kombinasi dari festival yang jadi andalan JFP beberapa tahun lalu - Java Rockin' Land, Soulnation, dan Soundfest.

Dewi mengungkapkan, konser festival butuh persiapan yang matang, minimal enam bulan. Sehingga, JFP menggabungkan ketiga festival yang berberda jenis musik menjadi satu. Dia menyebutkan, tujuan penyatuan berbagai jenis musik dalam festival, supaya JFP memiliki posisi paling depan dalam gelaran musik multidimensi.

Apalagi, Ismaya Live masih fokus pada musik-musik yang berjenis disko elektronik (EDM). "Kami ingin memposisikan sebuah festival yang punya kombinasi artis internasional dan lokal dari berbagai jenis musik, sekarang sudah ada. Tetapi untuk skala festival besar seperti kami, belum tentu banyak," ujarnya.

Namun, penggabungan itu bukan karena faktor persiapan panitia yang memakan waktu, tetapi juga kendala pendanaan. Konser yang berjenis festival membutuhkan sponsor besar supaya promotor bisa mendatangkan banyak musisi atau grup musik, serta membuat produksi panggung - tata cahaya dan tata suara - yang bagus.

(Baca juga: Ini Lima Musisi Asing yang Konser di Indonesia Sepanjang 2018)

Menurut Dewi, pendanaan dari sponsor memungkinkan promotor untuk memperhatikan faktor-faktor penting dalam membuat konser yang baik. Beberapa faktor tersebut diantaranya kreativitas tinggi; produksi mewah; keamanan penonton, pekerja, dan artis; pemilihan harga musisi yang tampil; serta harga tiket yang terjangkau.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...