Dua Bidang Usaha Ekonomi Kreatif Makin Terbuka untuk Investor Asing

Dini Hariyanti
21 November 2018, 19:24
Daoed Joesoef
Katadata | Metta Dharmasaputra
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef saat menghadiri sebuah pameran lukisan.

"Saya kira, karya dari difabilitas sama saja seperti karya dari seniman lain. Tidak perlu dibedakan. Tinggal kita perkenalkan saja ke publik. Sebagai penikmat seni, misalnya, kita tidak bertanya apakah seniman itu matanya lengkap atau tidak," katanya.

Pada sisi lain, Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Ricky Joseph Pesik sempat mengatakan, mencermati perkembangan bisnis pada masing-masing subsektor ekraf tentu mempermudah pemerintah untuk menentukan strategi pengembangan sektor ini.

"Indikator utama perkembangan ekonomi kreatif adalah kontribusi terhadap PDB, penyerapan tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor. Kami berupaya program kami dapat mengakselerasi tiga aspek ini," ucapnya.

Ekonomi kreatif dinilai potensial untuk menggerakkan roda perekonomian domestik pada tahun-tahun mendatang. Bidang ini merupakan perwujudan nilai tambah kekayaan intelektual dari kreativitas manusia. Gagasan kreatif yang muncul dapat berbasis ilmu pengetahuan, warisan budaya, maupun teknologi.

Berdasarkan data yang dihimpun Bekraf bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) diketahui, pada 2016 kontribusi ekraf terhadap perekonomian nasional sebesar 7,44%. Nilai PDB ekraf sepanjang tahun tersebut Rp 922,59 triliun.

Sejumlah lima provinsi yang menyumbang PDB ekraf paling besar pada 2016, yaitu Yogyakarya (16,12%), Bali (12,57%), Jawa Barat (11,81%), Jawa Timur (9,37%), dan Sumatra Utara (4,77%). Kontribusi PDB ekraf lima provinsi ini selama 2014 - 2016 mencapai 48,04%, sedangkan 29 provinsi lain 51,96%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...