Diskusi Katadata: Winning in a Turbulent Economy
Para Direktur, Pemegang Keputusan, Manajemen, dan Manager dari perusahaan terkemuka di Indonesia yang ikut dalam acara ini, akan membahas langkah-langkah untuk menghadapi beragam risiko dan kemungkinan. Mengingat, tahun depan, diperkirakan Bank Central Amerika Serikat, The Federal Reserve, masih akan kembali menaikkan suku bunganya yang berisiko menekan mata uang banyak negara. Kondisi ini tak ringan, mengingat di dalam negeri, perekonomian nasional juga masih dihadapkan pada persoalan defisit transaksi berjalan (current account deficit) yang sudah terjadi sejak 2011.
Sementara itu, perang dagang yang dilancarkan Amerika Serikat, khususnya terhadap Tiongkok, belum ada tanda-tanda akan usai, harga minyak dunia melambung, dan krisis ekonomi di sejumlah negara, seperti Argentina dan Turki.
Gejolak ekonomi dunia dan domestik, mengharuskan negara-negara mewaspadai ancaman krisis. Dan bagi Indonesia, 2019 juga menjadi tahun yang krusial mengingat ajang Pemilihan Umum legislatif dan Presiden akan digelar dan mewarnai situasi perpolitikan nasional
Meski demikian, Indonesia patut tetap optimistis. Fundamental ekonomi nasional jauh lebih baik dibanding saat krisis melanda pada 1998 dan 2008. Laju inflasi terkendali bahkan di level terendah. Cadangan devisa pun berkali lipat lebih besar. Berbagai sarana infrastruktur yang dibangun juga akan mulai berdampak bagi perekonomian. Kian membaiknya posisi Indonesia di mata lembaga pemeringkat global, membuat negeri ini masuk dalam radar investasi global plus pengamanan sistem perbankan pun sudah jauh lebih baik.
