Potensi Besar Pengembangan Pariwisata Buleleng
Salah satunya adalah program pelayanan kesehatan yang berstandar pariwisata bekerja sama dengan Dinas Kesehatan kabupaten Buleleng. Program ini menghasilkan fasilitas dan sumber daya manusia yang ramah terhadap wisatawan, terutama wisatawan asing.
Garam Piramid
Selain itu, Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng juga sedang mengembangkan garam piramid sebagai oleh-oleh khas Singaraja. “Garam piramid satu-satunya ada dunia, ada di Buleleng,” terang Nyoman Sutrisna.
Garam piramid merupakan garam yang dibuat tanpa cetakan. Garam jenis ini dibuat dengan cara melarutkan garam palungan yang sudah jadi dengan air tawar. Larutan garam tersebut kemudian dimasukkan ke dalam green house atau rumah kaca untuk proses pengeringan. Jika cuaca cerah, dalam rentang 2-3 hari garam piramid sudah bisa dipanen.
“Saat ini kami bekerja sama dengan hotel dan restoran di sepanjang pantai agar wisatawan tertarik untuk mengetahui cara pembuatan garam,” jelas Nyoman Sutrisna.
Garam piramid tersebut memiliki setidaknya 17 rasa yang dikembangkan Dinas Pariwisata bersama-sama dengan petani garam di Buleleng. Cara pembuatannya dengan mencampur larutan garam dengan ekstrak rasa yang diinginkan sebelum dibawa ke rumah kaca. Varian rasa yang ditawarkan antara lain, rasa arang, stroberi, bunga kenanga, merica, cabai, daun sereh, jahe, dan lain-lain. Di dalam negeri, garam piramid sering dijadikan untuk bahan lulur di spa atau salon kecantikan.
“Permintaan dari Eropa, khususnya Belanda, senangnya dengan varian garam rasa arang,” ucapnya.