Pertamina Butuh Rp 94 Triliun Kembangkan Energi Terbarukan

Anggita Rezki Amelia
12 Desember 2017, 15:30
Pembangkit tenaga angin
YOUTUBE

Elia mengaku pihaknya juga akan berpartisipasi di sektor EBT lainnya seperti mikro hidro, green diesel. Tidak hanya itu, tapi juga ke bisnis storage (penyimpanan listrik) yang dihasilkan dari pembangkit EBT. 

Pertamina juga membuka kesempatan menggandeng mitra yang sudah berpengalaman di sektor EBT. Alasannya mereka belum ada keahlian di energi baru terbarukan. "Untuk mengejar ketertinggalan ini kami tidak gak mulai dari nol," kata dia. 

 Pertamina menargetkan pengembangan pembangkit listrik berbasis EBT sebesar 1,13 GW dan produksi biofuel sebesar 1,28 juta KL pada tahun 2019. Peningkatan kapasitas produksi pembangkit listrik EBT akan bersumber utama dari panas bumi, yaitu sebesar 907 MW, solar photovoltaic dan energi angin masing-masing 60 MW, biomassa 50 MW dan mini/mikro hidro dan ocean energy masing-masing 45 MW dan 3 MW.

(Baca: Pertamina Bangun PLTS Senilai Rp 67 Miliar di Kalimantan Timur)

Adapun, untuk biofuel terdiri dari green diesel dengan kapasitas 0,58 juta KL per tahun, co-processing green diesel 0,14 juta KL per tahun, co-processing green gasoline 0,23 juta KL per tahun, bioavtur 257.000 KL per tahun, bioethanol sebesar 76.000 KL/tahun, dan 10 ton per hari bio LNG plant.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...