Ryamizard Akan Temui Menhan AS Bahas Dokumen Rahasia Peristiwa 1965

Dimas Jarot Bayu
18 Oktober 2017, 20:33
 Ryamizard Ryacudu
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/6).

(Baca juga: Bantah Panglima TNI, Wiranto: Pengadaan 500 Senjata untuk BIN)

Dokumen tersebut dipublikasikan dalam situs nsarchive.gwu.edu pada 17 Oktober 2017 dan menyatakan TNI AD telah melakukan sebuah kampanye pembunuhan massal terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1965. Para diplomat di Kedubes AS di Jakarta menyimpan rekaman para pemimpin PKI dieksekusi. Pejabat AS pun secara aktif mendukung usaha militer Indonesia dalam menghancurkan gerakan buruh sayap kiri Indonesia.

Dokumen tersebut mengungkapkan babak penting dalam sejarah hubungan Indonesia-AS,  yakni  operasi senyap AS yang bertujuan menyulut konflik TNI AD dengan PKI di masa pemerintahan Presiden Sukarno.

Ketegangan di Indonesia meletus setelah Gerakan 30 September yang beranggotakan sejumlah perwira militer dan beberapa pimpinan PKI, menculik dan membunuh enam jenderal. Kemudian TNI AD dan sekutu paramiliternya meluncurkan kampanye untuk melenyapkan PKI dan organisasi  yang terafiliasi.

Setidaknya sekitar 500 ribu pendukung PKI terbunuh selama Oktober 1965 hingga Maret 1966. Selain itu, menyebabkan jutaan orang yang diduga anggota atau simpatisan PKI dipenjara tanpa pengadilan. Peristiwa ini menyebabkan Sukarno lengser dan digantikan Soeharto yang memerintah selama 32 tahun. 

Pengungkapan dokumen tersebut merespon berkembangnya minat publik atas dokumen AS terkait pembunuhan massal pada 1965-1966. Berbagai aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) dan kebebasan informasi dari Indonesia maupun AS, produser film, juga kelompok Senator AS yang dipimpin Tom Udall meminta agar bahan tersebut terbuka untuk publik.

Sebelumnya, pengadilan rakyat internasional atas kejahatan kemanusiaan periode 1965 di Indonesia atau International People’s Tribunal (IPT) 1965 yang dilaksanakan di Den Hag, Belanda, pada keputusan sidang  di Juli 2016  menyebutkan tiga negara yakni Amerika Serikat, Inggris dan Australia terlibat dalam Tragedi 1965. Amerika disebut memberi dukungan kepada militer Indonesia, dan mengetahui dengan jelas adanya pembunuhan massal atas anggota atau simpatisan PKI dan keluarganya.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...