Dianggap Biang Masalah, Posisi Wakil Dirut Pertamina Dihapuskan
Selain mencopot direktur utama, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero) memutuskan menghapus posisi wakil direktur utama dari struktur perusahaan. Padahal, posisi ini baru berumur beberapa bulan setelah diusulkan oleh Dewan Komisaris Pertamina pada Agustus tahun lalu.
Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng mengatakan, keputusan menghapus posisi wakil direktur utama (wadirut) karena dianggap penyebab tidak harmonisnya hubungan antar-direksi. “Pemegang saham memutuskan tidak ada lagi wadirut. Jadi barangkali nomenklatur ini bagian dari kondisi yang menyebabkan tidak terjadinya kerja sama yang bagus, " kata dia usai RUPS di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (5/2).
(Baca: Buntut 'Matahari Kembar', Dirut dan Wakil Dirut Pertamina Dicopot)
Meski menghapus posisi wadirut, Tanri mengatakan jajaran direksi Pertamina ke depan tetap berjumlah sembilan orang. Artinya ada tambahan jabatan untuk level direktur yang menggantikan nomenklatur dari wadirut.
Sebagai gambaran, jajaran direksi Pertamina saat ini terdiri dari Direktur Utama, Wakil Direktur Utama, Direktur Hulu, Direktur Pemasaran, Direktur Pengolahan, Direktur Gas dan Energi Baru Terbarukan, Direktur Keuangan, Direktur SDM Teknologi dan Umum, serta Direktur Pengolahan dan Petrokimia. "Kami akan kaji pengganti wadirut nanti bagaimana, bisa saja nanti namanya direktur pengembangan apa begitu," kata Tanri.
(Baca: Menteri Rini Tunjuk Yenni Andayani Jadi Plt Dirut Pertamina)
Seperti diketahui, Menteri BUMN Rini Soemarno mencopot Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dan Wakil Direktur Utama Ahmad Bambang. Selanjutnya, Rini menunjuk Direktur Gas dan Energi Baru Terbarukan (EBT) Pertamina Yenni Andayani sebagai pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama Pertamina.
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survey, Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, permasalahan yang memicu pencopotan Dwi dan Ahmad Bambang akibat ketidakharmonisan dalam memimpin Pertamina. "Masalah leadership yang ada di Pertamina,” katanya.
Padahal, ke depan Pertamina memiliki tanggung jawab yang sangat besar. “Pertamina tugasnya strategis. Manajemen harus solid. Internal yang ada perlu ada penyegaran."
Namun, Gatot menolak mengakui pencopotan Dwi dan Ahmad Bambang tersebut karena adanya posisi wadirut. "Penilaian saya soal posisi wadirut itu tujuannya baik, karena mengintegrasikan pengolahan dan pemasaran," kata dia.
Pangkal masalahnya adalah kerja sama tim antarmanusianya yang belum harmonis. Padahal, sinergi keduanya sangat penting untuk kinerja sebuah perusahaan.
Bahkan, Gatot mengklaim, pencopotan dua orang paling berpengaruh di Pertamina ini sudah direncanakan sejak lama. Tujuannya agar ke depan direksi Pertamina lebih cepat menentukan keputusan. "Kalau manajemen tidak berani mengambil keputusan, banyak proyek yang tertunda, dan akan tertinggal," kata Gatot.