Iran Berminat Gusur Saudi Aramco dari Proyek Kilang Balongan
Daftar investor yang berminat mengembangkan kilang minyak Balongan di Jawa Barat bertambah banyak. Yang teranyar, Iran berminat menggarap proyek kilang minyak tersebut bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero). Namun, keinginan itu maish terganjal oleh keberadaan perusahaan minyak asal Arab Saudi, Saudi Aramco.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan, Iran berniat bekerja sama dengan Pertamina dalam revitalisasi atau Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balongan. Namun, hal tersebut masih terhambat oleh nota kesepahaman yang telah diteken Pertamina dengan Saudi Aramco.
"Iran sebenarnya ada keinginan (dalam RDMP Balongan), tapi kita masih bingung karena menunggu kepastian negara di sana (Arab Saudi)," kata Darmin di Jakarta, Senin (19/12). (Baca: Tiga Negara Siap Gusur Aramco Garap Kilang Dumai dan Balongan)
Sebelumnya, dalam lawatan Presiden Joko Widodo ke Iran pada pekan lalu, pemerintah setempat mengungkapkan minat investasinya di beberapa sektor di Indonesia. Antara lain, Iran berminat membangun kilang minyak di Jawa Timur dan pembangkit listrik bergerak (mobile power plant) dengan total kapasitas 5.000 megawatt (MW).
Seperti diketahui, Pertamina mendesak Saudi Aramco agar segera memberi kepastian kerjasama pembangunan Kilang Balongan. Sebab, Saudi menginginkan proyek tersebut digarap setelah Kilang Cilacap selesai. Saat ini, Saudi Aramco menggarap tiga proyek kilang di Indonesia, yaitu Balongan, Cilacap, dan Dumai.
(Baca: Pertamina Pastikan Pembangunan Kilang Balongan Dimulai Awal 2017)
Di sisi lain, Pertamina menginginkan agar pembangunan Kilang Balongan secepatnya dilakukan yaitu mulai awal tahun depan. Bahkan, jika memang Saudi Aramco tidak bisa, Pertamina akan mengerjakan sendiri. Apalagi, sebelumnya ada tiga negara lain yang berminat menggarap Kilang Balongan, yaitu Oman, Thailand, dan Korea Selatan.
Namun, Pertamina masih memberi kesempatan kepada Saudi hingga akhir Desember ini sesuai masa perpanjangan waktu Head of Agreement (HoA) yang semestinya berakhir November lalu. (Baca: Pertamina Kesulitan Mendanai Kilang Balongan)
Peningkatan kapasitas Kilang Balongan dari 100 ribu barel per hari (bph) menjadi 350 ribu bph ini membutuhkan dana investasi sekitar US$ 2,7 miliar. Jika pembangunannya bisa dimulai sesuai jadwal awal tahun depan, maka proyek kilang ini rampung pada 2019.